REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Proses identifikasi 39 jenazah yang diyakini asal Cina mulai dilakukan, Jumat (25/10). Cina menyerukan agar orang-orang yang terlibat dalam kematian mereka dihukum berat.
Pemeriksaan awal dilakukan mulai Jumat terhadap 11 jenazah dari 39 jenazah yang ditemukan pada Rabu (23/10) dini hari. Tim termasuk ahli forensik ingin memastikan identitas, penyebab kematian, dan siapa yang terlibat dalam jaringan penyelundupan manusia.
Dari 39 mayat yang ditemukan terdiri atas delapan wanita dan 31 pria. Mereka dikunci dalam truk pada suhu serendah -25 Celcius selama setidaknya 10 jam setelah tiba di pelabuhan Zeebrugge, Belgia, pada Selasa (22/10) sore.
Menurut polisi, proses identifikasi akan memakan waktu. Sedangkan, bedah autopsi dilakukan untuk memastikan cara para korban tewas.
"Ini investigasi terbesar untuk tipe ini yang pernah dilakukan Kepolisian Essex dan tampaknya akan membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai pada kesimpulan," ujar Kepala Kepolisian Essex Ben-Julian Harrington.
Menurutnya, pihak berwenang memastikan agar jenazah diperlakukan dengan penuh rasa hormat. Sementara, Badan Kejahatan Nasional yang bertugas menangani kejahatan besar dan terorganisasi dilibatkan dalam investigasi. Mereka bertugas untuk mengidentifikasi geng yang terlibat kejahatan ini.