REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembina DKM Masjid Al Falaah Iskandar membantah kabar yang menyebut Al Falah digunakan untuk menyekap relawan Jokowi, Ninoy Karundeng. Kabar penyekapan itu disebut terjadi saat demonstrasi rusuh pada 30 September lalu.
"Tidak ada penyekapan. Dokter ada di dalam, paramedis di dalam, korban sebagian di dalam, termasuk si Ninoy," kata Iskandar saat ditemui di Masjid Al Falaah, Rabu (9/10).
Menurut Iskandar, pada saat gas air mata ditembakan oleh petugas, para pendemo menyelamatkan diri ke Masjid Al Falaah yang paling dekat dengan kegiatan massa pedemo. Masyarakat yang tergerak untuk membantu para korban pun menjadikan tempat ibadah tersebut menjadi posko pengobatan bagi korban-korban dari gas air mata.
"Ada sekitar 30 korban di dalam, Ninoy juga termasuk di dalamnya," kata Fauzan yang merupakan salah satu jamaah aktif di masjid yang terletak dekat DPR RI itu.
Fauzan mengatakan, masyarakat dan massa di masjid tidak tahu identitas Ninoy Karundeng pada saat dievakuasi setelah dipukuli massa di luar masjid. "Setau saya itu bukan disekap, kalaupun dipulangkan pagi hanya untuk menjaga situasi," kata Iskandar.
Sebelumnya, Ninoy Karundeng melaporkan penganiayaan dialami olehnya pada saat merekam pedemo yang terkena gas air mata di daerah Pejompongan pada Senin (30/9).
Ia mengaku dibawa paksa ke sebuah tempat dan dianiaya. Berdasarkan pengakuan tersebut Polda Metro Jaya menetapkan 13 tersangka, salah satunya adalah Sekretaris Umum PA 212 Bernard Abdul Jabbar.