REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Nasdem mendorong agar musyawarah mufakat tetap dipakai sebagai cara pemilihan Ketua MPR. Dalam hal ini, Nasdem berharap, wakil dari Golkar Bambang Soesatyo alias Bamsoet terpilih sebagai Ketua MPR.
"Kami melihat bahwa dan sangat menekankan bahwa pemilihan ketua MPR RI ini baiknya dilakukan secara musyawarah mufakat di lembaga permusyawaratan majelis MPR ini," ujar Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G Plate, Kamis (3/10).
Plate mengklaim, meski lobi-lobi masih berlangsung, Bamsoet sudah meraup dukungan melampaui 50 persen. Untuk itu, Plate yang juga ketua Fraksi Nasdem ini pun menilai, musyawarah sebaiknya bulat memilih Bamsoet sebagai ketua MPR RI.
"Dengan kekuatan mayoritas yang sudah melampaui 50 persen saya kira logis apabila pimpinan fraksi MPR RI bersepakat mekanisme adalah mekanisme musyawarah mufakat," ujar dia.
Lebih lanjut, Plate juga menyatakan, pemilihan musyawarah lebih sejalan dengan landasan semangat yang muncul sebagai dasar revisi Undang-Undang MD3. Upaya voting dinilai Plate mengkhianati semangat Majelis permusyawaratan rakyat.
"Kita tentu sangat menghindari pilihan itu (voting), kita tetap musyawarah mufakat dan saya secara pribadi menyampaikan potensi kemungkinan pak bamsoet yang akan menjadi ketua MPR RI periode 2019-2024," kata Plate.
Seluruh fraksi sudah mengusung nama-nama untuk duduk di kursi pimpinan MPR. Golkar mengutus Bambang Soesatyo, Gerindra mengutus Ahmad Muzani, dan PKS mengutus Hidayat Nur Wahid. Kemudian Nasdem mengutus Lestari Moerdijat, PPP mengutus Arsul Sani, dan PAN mengutus Zulkifli Hasan.
PDIP kembali mengutus Ahmad Basarah, sementara, Demokrat mengutus Syarief Hasan untuk duduk di kursi pimpinan MPR RI. Dari kelompok DPD, Fadel Muhammad menjadi perwakilan pimpinan MPR.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
