Senin 19 Aug 2019 09:10 WIB

Densus 88 Selidiki Penyerangan Polsek Wonokromo

Aiptu Agus dan Briptu Fabian luka akibat bacokan senjata tajam.

Penusukan (ilustrasi)
Foto: pixabay
Penusukan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Polri menurunkan Detasemen Khusus 88 Antiteror dalam penanganan insiden penyerangan di Markas Kepolisian Sektor Wonokromo, Jawa Timur. Polri menduga, ada keterlibatan terduga teroris dalam aksi penyerangan pada Sabtu (17/8) sore itu.

"Sedang ditangani oleh Polda Jawa Timur, Polrestabes, dan Densus 88," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, Sabtu (17/8).

Seorang berinisial IM (30 ahun) mendatangi markas kepolisian tingkat kecamatan di Surabaya bagian selatan tersebut sebagai pelapor di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Tapi, saat di ruang tersebut, IM melayangkan sabetan celurit ke arah petugas yang berjaga.

Aksi IM membuat dua petugas jaga, yakni Aiptu Agus dan Briptu Fabian luka akibat bacokan senjata tajam. Keduanya kemudian mendapat perawatan di rumah sakit.

Polisi telah melumpuhkan pelaku. Saat ini, Polsek Wonokromo telah steril. Pintu depan polsek ditutup dan dijaga. Polisi bersenjata lengkap terlihat berdiri di depan dan area markas Polsek Wonokromo.

Polisi juga telah menjemput keluarga pelaku penyerangan di wilayah Sidosermo Surabaya, Sabtu (17/8) malam. Istri dan tiga anak pelaku diminta ikut polisi dan petugas juga menggeledah indekos serta mengamankan laptop, kertas, dan ponsel.

Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Andrea Poeloengan mengatakan, pelaku penyerangan terhadap anggota kepolisian yang sedang bertugas pantas mendapatkan hukuman maksimal. “Jika ini (penyerangan) dikatakan adalah kejahatan yang layak dituntut hukuman mati, saya sependapat,” kata Andrea, Ahad (18/8).

Andrea meminta agar Polri melakukan penyidikan yang insentif terkait penyerangan tersebut. Sebab, penyerangan terhadap polisi yang terjadi di Surabaya bukan sekali ini terjadi.

Tahun lalu, penyerangan juga terjadi ketika seseorang nekat melakukan pengeboman di Mapolresta Surabaya. Sebelum itu, aksi penyerangan berupa penikaman anggota Polri juga terjadi di kawasan Blok M, Jakarta, yang tak jauh dari Mabes Polri. Serangan terencana juga pernah terjadi di Mapolda Riau.

Polri, dalam rentetan aksi tersebut, mengaitkan pelaku penyerangan ke dalam jaringan terorisme lokal yang terafiliasi dengan kelompok terorisme global ataupun simpatisan. Namun, terkait penyerangan yang terjadi di Wonokromo, Polri belum menyimpulkan apakah pelaku terkait dengan kelompok terorisme. n arif satrio nugroho/bambang noroyono, ed: ilham tirta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement