REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jendral Tito Karnavian mengungkapkan, terduga pelaku penyerangan Mapolsek Wonokromo berinisial IM teridentifikasi pendukung kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Tito mengaku, telah menginstruksikan jajarannya untuk memburu seluruh kelompok JAD, termasuk di Jatim, agar tidak terjadi teror serupa.
"Pelaku sudah ditangkap saat itu juga. Yang bersangkutan ditahan dan terus dikembangkan. Saya minta Densus 88 dan Polda Jatim untuk mengembangkan kemungkinan jaringan. Sementara ini diidentifikasi pendukung kelompok JAD. Saya minta jaringannya dikejar supaya jangan sampai terulang," kata Tito ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Senin (19/8).
Tito mengungkapkan, hingga kini di Jatim masih banyak teridentifikasi bibit-bibit kelompok JAD. Bahkan, kelompok tersebut masih berkaitan dengan pelaku teror bom di tiga gereja di Kota Surabaya, satu tahun silam.
Tito kembali menegaskan, polisi akan mengejar dan menangkap anggota jaringan JAD. "Yang jelas ada (kelompok JAD di Jatim). Masih berkaitan dengan jaringan bom gereja (Surabaya). Memang sudah ditangkap, tetapi masih ada jaringannya. Kita akan kejar terus," ujar Tito.
Tito kembali meyakinkan, siapapun yang terbukti terkait dengan jaringan JAD, akan dilakukan tindakan tegas. Selain terkait jaringan JAD, lanjut Tito, terduga pelaku penyerangan Mapolsek Wonokromo juga belajar radikalisme sendiri dari internet.
"Yang jelas siapapun itu yang terkait akan dilakukan tindakan tegas. Terduga pelaku ini melakukan self radicalism, dia belajar dari online tapi juga bergabung dengan jaringan orang per orang," kata Tito.
Pada Sabtu sore sekira pukul 17.00 WIB, seorang pria tak dikenal menyerang anggota Polsek Wonokromo dengan berpura-pura melapor ke bagian SPKT. Namun, tiba-tiba pelaku menyerang menggunakan celurit hingga mengakibatkan seorang anggota polisi terluka dan harus mendapat perawatan di rumah sakit.
Terduga pelaku bernama IM, tak lama setelah kejadian, langsung bisa dilumpuhkan. Polisi juga telah menjemput keluarga pelaku penyerangan terhadap anggota Polsek Wonokromo Ajun Inspektur Satu Agus Sumartono berinisial IM, di wilayah Sidosermo Surabaya, Sabtu (17/8) malam. Istri dan tiga anak pelaku diminta ikut polisi, dan petugas juga menggeledah indekos serta mengamankan laptop, kertas, dan ponsel.
Polri menyebutkan adanya dugaan keterlibatan terduga teroris dalam insiden penyerangan di Markas Kepolisian Sektor Wonokromo, Jawa Timur. Detasemen Khusus 88 Antiteror pun diturunkan bersama kepolisian setempat, untuk melakukan penyelidikan lebih dalam, terkait kasus tersebut.