REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto merespons kabar terkait dugaan keterlibatan taruna Akademi Militer (Akmil) Enzo Zens Allie ke dalam organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Wawan mengungkapkan, BIN menyerahkan sepenuhnya kepada TNI sebagai pihak yang melakukan seleksi.
"Ini otoritas dari pihak panitia seleksi, untuk selanjutnya bagaimana keputusan yang ada ya dipersilahkan karena kita juga tidak ingin terjebak dalam sebuah asumsi saja atau juga apalagi fitnah misalnya," kata Wawan dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (10/8).
Menurutnya, semua pihak harus obyektif dan mau mendengar keterangan dari berbagai sumber. Termasuk, jelasnya, keterangan dari pihak keluarga, komunitas, dan masyarakat. "Jadi tetep kita akan kembalikan kepada pihak yang melakukan seleksi itu dan kita semua menunggu," ujarnya.
Kendati demikian BIN akan memberikan rekomendasi terkait hal ini. Adapun keputusan akhir tetap diberikan penuh kepada TNI sebagai pihak yang menyeleksi.
"Untuk mengambil langkah-langkah pembinaan maupun langkah-langkah keputusan apa yang diambil itu menjadi otoritas pihak sana (TNI), tidak kemudian bisa lantas kita (BIN) men-drive itu nggak bisa," ucapnya.
Enzo Zens Ellie (18) keturunan Perancis saat menjadi santri di Pesantren Al Bayan, Anyer, Serang. Santri yang bercita-cita menjadi TNI sejak kecil ini akhirnya lolos dalam seleksi masuk Akademi Militer (Akmil) Magelang.
Ia berharap TNI terus melakukan pembinaan terhadap Enzo. Hal itu lantaran usia Enzo masih sangat muda. Oleh karena itu TNI diharapkan terus memantau perkembangan Enzo selama menjalani pendidikan di akademi militer (akmil). "Jadi kita tetap tunggu bagaimana hasil dan kelanjutanya," ucapnya.
Sebelumnya, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto menilai sosok Enzo memenuhi syarat untuk menjadi prajurit TNI. Hadi mengungkapkan, Enzo memenuhi syarat baik secara fisik maupun psikologi.
Enzo merupakan seorang pemuda keturunan Perancis yang memiliki ibu kandung keturunan Sumatera Utara. Sosoknya sempat menjadi kontroversial lantaran diduga terpapar gerakan HTI. Guru pesantren Enzo telah membantah kabar tersebut.
Selain itu video Enzo sempat viral lantaran dirinya diketahui fasih berbicara empat bahasa, bahasa Indonesia, Inggris, Perancis, dan Arab. Diketahui pula Enzo lahir di Perancis sebelum akhirnya pindah pada usia 13 tahun dan resmi berstatus WNI.