Ahad 21 Jul 2019 10:48 WIB

Pemkot Bandung Siapkan Wisata Halal di Gelap Nyawang

Pemkot Bandung akan deklarasikan pilot project wisata halal di Jalan Gelap Nyawang

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Hasanul Rizqa
(Ilustrasi) Berbagai kuliner khas Bandung di Kota Bandung, Ahad (26/4).  (Republika/Edi Yusuf)
(Ilustrasi) Berbagai kuliner khas Bandung di Kota Bandung, Ahad (26/4). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengaku serius menggarap pengembangan wisata halal. Pada tahun ini, Pemkot Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) akan mendeklarasikan pilot project pengembangan wisata halal di Jalan Gelap Nyawang, Tamansari.

Kepala Disbudpar Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari mengatakan sejak 2017 pihaknya sudah mulai mencoba menyiapkan wisata halal di Kota Bandung. Mengingat saat ini wisata halal sedang menjadi tren di dunia pariwisata.

Baca Juga

Pada tahun ini, kata Kenny, pihaknya serius akan membuat kawasan wisata halal di sekitar Jalan Gelap Nyawang. Kawasan ini dinilainya sudah mulai mengembangkan wisata halal dari sektor kulinernya.

“Di sini juga ada pusat pengkajian Islam yaitu Salman ITB. Selain itu di sekitaran Gelap Nyawang banyak PKL (pedagang kaki lima) kuliner yang sama Salman ITB sudah dicek dan ikut pelatihan halal, mereka mendapat stiker yang ditempel di warungnya," kata Kenny kepada Republika.co.id, Ahad (21/7).

"Alhamdulillah katanya begitu ada stiker itu transaksi penjualannya katanya meningkat. Itu artinya kan ada potensi untuk dikembangkan,” sambung dia.

Di sekitar Jalan Gelap Nyawang juga diketahui terdapat sejumlah destinasi wisata lainnya. Mulai dari Kebun Binatang Bandung, Forest Walk Babakan Siliwangi hingga hotel-hotel dan restoran yang cukup lengkap.

Hal ini dinilainya menjadi pendukung pengembangan wisata halal di daerah tersebut. Dalam wisata halal, kata dia, ada dua aspek yang akan dipenuhi yakni aspek fisik dan nonfisik.

Pada aspek fisik, akan disediakan sarana seperti tempat ibadah, toilet, dan dapur yang bersih. Sementara pada aspek nonfisik, akan ada sosialisasi menyeluruh tentang wisata halal. Selain itu, akan digelar pula pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha. Misalnya, pelatihan juru sembelih halal (juleha) hingga sertfikasi halal.

Ia menuturkan potensi wisatawan muslim sangat besar. Tidak hanya wisatawan lokal tapi juga mancanegara.

Menurutnya, wisata halal bukan hanya diperuntukkan bagi wisatawan Muslim. “Pada intinya wisata halal itu ingin memudahkan sarana prasarana bagi semua wisatawan. Wisatawan non muslim juga banyak mencari tempat wisata halal. Karena konsep wisata halal itu sebetulnya adalah aman, nyaman, bersih, dan tertib,” ujarnya.

Ia menyebutkan saat ini pihaknya masih mempersiapkan deklarasi wisata halal yang rencananya akan dilakukan pada September mendatang. Disbudpar masih menyosialisasikan mengenai wisata halal ke banyak pihak.

“Kami juga ajak pengusaha hotel di sekitar Dago untuk mendukung wisata halal ini. Karena wisata halal kan ada tingkatannya bukan berarti jadi hotel yang konsepnya Islami bukan,” katanya.

Dalam pilot project ini, ia mengatakan Disbudpar bekerjasama dengan Yayasan Salman ITB. Yayasan Salman akan bertindak sebagai pemberi pelatihan dan pendampingan pelaku wisata halal di sekitaran Jalan Gelap Nyawang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement