Ahad 30 Jun 2019 08:42 WIB

Kawasan Kumuh di Kota Palembang Berkurang 50 Persen

Pengurangan ini seiring realisasi program Kota Tanpa Kumuh yang menyasar 59 titik.

Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) di Palembang melaksanakan perbaikan jalan setapak. (ilustrasi)
Foto: Republika/Maspril Aries
Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) di Palembang melaksanakan perbaikan jalan setapak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kawasan kumuh di Kota Palembang berkurang 50 persen dalam empat tahun terakhir. Pengurangan ini seiring realisasi program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang menyasar 59 titik.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Kota Palembang, Harrey Hadi, mengatakan Pada 2014 luasan daerah kumuh di Kota Palembang mencapai 2.581,4 hektar. Namun pada 2018, luasan daerah kumuh sudah berkurang menjadi 1.400 hektar.

Baca Juga

"Penurunan tersebut karena sinergitas program-program baik pemerintah pusat dan daerah seperti program bedah rumah, sanitasi, restorasi sungai, penanggulangan limbah dan program ruang terbuka hijau," ujar Harrey Hadi, Sabtu (29/6).

Menurutnya, kawasan kumuh masih banyak berada di wilayah Seberang Ulu Kota Palembang meliputi Kecamatan Plaju, SU I, SU II, Kertapati dan Jakabaring. Pemkot Palembang memberi perhatian lebih pada lima daerah tersebut.

Akibatnya, kata dia, kantong-kantong kemiskinan juga berada di wilayah tersebut. Dengan demikian, pengentasan kawasan kumuh dikebut dengan integrasi program kementerian melalui pendanaan APBN, APBD dan bantuan pihak swasta.

Kawasan kumuh tak hanya soal perilaku kebersihan yang kurang diperhatikan masyarakat setempat. Selain itu, timbul permasalahan lainnya seperti tindak kriminal, narkoba dan tingginya kecenderungan angka putus sekolah.

Ia membenarkan masih terdapat ketimpangan antara wilayah Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Namun, hal tersebut bukan untuk dijadikan kambing hitam pemekaran wilayah yang belakangan santer muncul ke publik.

Sebab, realitanya kawasan Jakabaring di Seberang Ulu sudah menunjukkan kemajuan pesat. "Adanya pembangunan di Jakabaring sebagai pemantik pembangunan lainnya, agar pelaku usaha mau berinvestasi dan membuat pengembangan wilayah Seberang Ulu lebih cepat," jelasnya.

Pihaknya menargetkan kawasan kumuh dapat selesai diatasi pada 2023 sesuai Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Palembang untuk periode 2018-2023. Sembari menata kawasan kumuh di wilayah Seberang ulu, pihaknya juga sedang menjalankan Program Kota Baru yang telah selesai deliniasinya (gambaran) yakni Kecamatan Plaju, Seberang Ulu I dan Jakabaring.

"Rencananya tiga kawasan kota baru akan mengusung konsep olahraga, wisata dan sejarah. Tiga ini yang paling potensial diangkat," demikian Harrey.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement