REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO -- Wali Kota Sawahlunto, Sumatera Barat Deri Asta akan menghadiri sidang Komite Warisan Dunia ke 43 yang akan diadakan pada 29 Juni-10 Juli 2019 di Azerbaijan. Kehadirannya menyusul masuknya Kota Sawahlunto sebagai calon situs warisan dunia oleh UNESCO.
"Sebelumnya setiap negara mengajukan situs-situsnya yang ingin dijadikan kawasan warisan dunia ke UNESCO termasuk Indonesia. Kota Sawahlunto ikut didaftarkan dengan tema Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto," katanya di Sawahlunto, Sumatera Barat, Jumat (28/6).
Ia mengatakan UNESCO sebagai lembaga yang bertanggungjawab untuk penilaian sudah melakukan penelitian dengan tim yang ditunjuk bernama ICOMOS. Informasi terakhir dari pihak ICOMOS, tema Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto secara syarat administrasi sudah lengkap, dan sekarang tinggal penetapan lewat sidang.
Lolos tidaknya Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto dalam warisan dunia akan ditentukan pada sidang ke 43 komite warisan dunia tersebut.
Ia menambahkan sidang ke 43 Komite Warisan Dunia ini pemegang hak suara atau hak vetonya ada pada 21 negara. Dari 21 negara pemegang hak suara itu ketika bersidang negara yang mengajukan tidak dibolehkan ikut agar penilaian berlangsung objektif.
"Jadi Indonesia sebagai salah satu negara tidak mempunyai hak suara nanti ketika situs yang diajukan dari negara kita dinilai," katanya.
Jika Sawahlunto berhasil ditetapkan sebagai warisan dunia akan berpengaruh kepada pariwisata, tingkat kunjungan wisatawan mancanegara akan lebih banyak. Promosi pariwisata nantinya tidak lagi oleh Sawahlunto dan Sumatera Barat saja, tapi juga oleh UNESCO.