REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persaudaraan Alumni (PA) 212 berencana tetap menggelar aksi pada hari putusan sidang sengketa pemilihan presiden (pilpres) di Mahkamah Konstitusi (MK). Aksi tetap digelar, meski pihak kepolisian tidak memberi izin.
"Silakan SMS, silakan telepon yang waktu 2016 menjadi alumni 212, besok kita berkumpul," ujar Wakil Ketua Umum PA 212, Asep Syaripudin di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (26/6).
Ia memprediksi ribuan peserta akan meramaikan aksi yang bakal digelar di sekitar MK. Pihaknya pun telah menyampaikan pemberitahuan ke Polda Metro Jaya terkait aksi besok.
"Kita sudah menyampaikan pemberitahuan ke Polda Metro. Segenap alumni 212 silakan datang ke Jakarta untuk mengawal kedaulatan Negara Republik Indonesia," ujar Asep.
Hingga kini, aksi bertajuk Halalbihalal dan Tahlil 266 masih berlanjut di depan Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat. Sejumlah organisasi masyarakat gabungan yang terdiri dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Front Pembela Islam (FPI), dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 ikut meramaikan aksi tersebut.
Sejumlah tokoh ulama yang terkonfirmasi hadir dalam Tahlil 226. Beberapa di antaranya Sekjen FUI Al Khaththath, Wakil Ketua PA 212 Ustaz Asep Syarifudin, Sekjen PA 212 Bernard Abdul Jabbar, hingga Ustaz Fikri Bareno.
Bernard menjelaskan, aksi besok digelar dalam rangka mendoakan para petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) dan korban yang meninggal pada aksi di sekitar Gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI pada 21-22 Mei lalu. "Acara mulai jam 9 sampai jam 5 (sore), acaranya halal bihalal dan tahlil," kata Sekretaris PA 212, Bernard Abdul Jabbar.