Kamis 13 Jun 2019 08:09 WIB

Kemensos Buka Klinik Psikolog Pemulihan Konflik Buton

Klinik psikolog bertujuan mempercepat proses pemulihan konflik sosial di Buton

Kepulan asap hitam dari puluhan rumah yang dibakar di Desa Gunung Jaya usai terjadi keributan antar pemuda di perbatasan antara Desa Gunung Jaya dan Desa Sampuabalo, Buton, Sulawesi Tenggara, Rabu (5/6/2019).
Foto: Antara/Emil
Kepulan asap hitam dari puluhan rumah yang dibakar di Desa Gunung Jaya usai terjadi keributan antar pemuda di perbatasan antara Desa Gunung Jaya dan Desa Sampuabalo, Buton, Sulawesi Tenggara, Rabu (5/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kementerian Sosial (Kemensos) memprogramkan pembukaan klinik psikolog di Buton. Klinik didirikan untuk mempercepat proses pemulihan konflik sosial antarwarga Desa Sampuabalo dan Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siontapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra).

"Setiap konflik, kericuhan, dan bentrok antarkelompok atau komunitas tertentu pasti ada pemicu. Salah satu cara mengungkap bibit konflik di masyarakat maka Kemensos akan menghadirkan psikolog," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita di Kendari, Kamis (12/6).

Baca Juga

Rekomendasi ahli psikologi dapat menjadi rujukan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pihak terkait untuk memulihkan kondisi sosial masyarakat di wilayah terjadinya konflik. "Secara kasat mata perusakan terjadi karena ulah seseorang atau sekelompok orang. Namun penyebab seseorang melakukan tindakan di luar kewajaran tidak boleh disimpulkan dari asumsi tetapi diperlukan keterlibatan para ahli," tambahnya.

Selain menghadirkan program klinik psikolog di daerah konflik atau daerah rawan konflik, Kemensos juga mengoptimalkan potensi kearifan lokal yang dapat meminimalisir kesenjangan kehidupan sosial antarwarga atau kelompok setempat. Pemerintah pusat bersinergi dengan pemerintah daerah akan membangun gedung serbaguna yang diperuntukkan bagi para pihak yang bersengketa.

"Gedung serbaguna dapat digunakan untuk kegiatan olahraga, budaya, seni, ritual dan lain lain yang positif. Harapan kita warga membaur atau hidup tanpa sekat," ujar politisi Partai Golkar itu.

Gubernur Sultra Ali Mazi mengapresiasi program klinik psikolog di daerah bencana sosial untuk menelisik penyebab terjadinya kesalahpahaman antarwarga yang berujung pada konflik. "Bencana alam dan bencana sosial adalah duka kita semua. Tidak perlu saling mengungkit siapa salah dan siapa yang benar. Yang terpenting saat ini adalah menolong saudara-saudara kita yang mengalami kesusahan," tambahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement