Rabu 12 Jun 2019 15:51 WIB

Petani Indramayu Coba Selamatkan Palawija dari Kekeringan

Petani Indramayu terpaksa membuat tempat penampungan air.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Sejumlah petani palawija di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, membuat tempat penampungan air di tengah sawah untuk mencegah tanaman agar tidak mati, Rabu (12/6). Mereka pun menyirami tanaman palawija di sawah secara manual dengan menggunakan ember.
Foto: dok. Istimewa
Sejumlah petani palawija di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, membuat tempat penampungan air di tengah sawah untuk mencegah tanaman agar tidak mati, Rabu (12/6). Mereka pun menyirami tanaman palawija di sawah secara manual dengan menggunakan ember.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sejumlah petani palawija di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, terpaksa membuat tempat penampungan air dari terpal di tengah sawah. Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan tanaman palawija mereka dari ancaman kekeringan.

Berdasarkan pantauan, tempat penampungan air tersebut rata-rata memiliki luas sekitar 2,5 meter persegi. Penampungan itu layaknya kolam, yang dialasi terpal plastik dan disangga bambu di sekelilingnya.

Baca Juga

Untuk mengisi tempat penampungan tersebut, petani menyedot sisa-sisa air yang masih sedikit keluar dari dasar sungai. Air yang terkumpul dalam tempat penampungan air itu selanjutnya mereka gunakan untuk menyirami tanaman palawija mereka.

‘'Terpaksa buat penampungan seperti ini karena air dari irigasinya tidak ada,'' kata seorang petani di Desa Karangmulya, Kecamatan Kandanghaur, Daspan, Rabu (12/6).

photo
Sejumlah petani palawija di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, membuat tempat penampungan air di tengah sawah untuk mencegah tanaman agar tidak mati, Rabu (12/6). Mereka pun menyirami tanaman palawija di sawah secara manual dengan menggunakan ember.

Daspan mengaku mengikuti anjuran pemerintah untuk menanam palawija di musim kemarau. Pasalnya, tanaman palawija lebih sedikit membutuhkan air dibandingkan tanaman padi.

''Tapi kenyataannya tetap saja, tanaman palawija pun kekeringan,'' kata petani yang menanam kacang panjang tersebut.

Hal senada diungkapkan seorang petani semangka, Sarkonah. Dia pun terpaksa membuat tempat penampungan air di sawahnya saat kekeringan mulai melanda. Biaya pembuatan tempat penampungan air itu sekitar Rp 500 ribu.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, mengaku sebelumnya memang sudah menganjurkan para petani untuk membuat tempat-tempat penampungan air di sawah. Hal itu karena air dari irigasi saat ini tidak bisa diandalkan untuk mengairi lahan pertanian.

''Jangankan tanaman padi, tanaman palawija pun saat ini kekeringan,'' tutur Waryono.

Waryono menyebutkan, tanaman palawija banyak ditanam oleh petani di Desa Karangmulya, Kecamatan Kandanghaur. Selain semangka, palawija lain yang banyak ditanam di antaranya adalah kacang panjang, tomat, terong dan labu.

Namun, kata Waryono, air di tempat penampungan itu saat ini semakin minim dan petani pun berebut untuk mendapatkannya. Karena itu, dia berharap agar pemerintah daerah mengirimkan mobil tangki air untuk mengisi tempat-tempat penampungan air milik petani tersebut.

Waryono menambahkan, hingga Rabu (12/6) pukul 15.00 WIB, air irigasi belum sampai ke wilayah Kecamatan Kandanghaur. Semula, warga ada yang ingin demo jika air tak kunjung datang. Namun, rencana demo itu tak jadi mereka lakukan.

‘’Katanya bupati hari ini mau turun langsung. Jadi kita masih beri kesempatan, gimana kebijakan bupati nantinya dalam mengatasi kekeringan ini,’’ kata Waryono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement