REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema, mengatakan, kericuhan saat aksi buruh di Jl Singaperbangsa terjadi karena kesalahpahaman. Irman menyebut kedua jurnalis tak menunjukkan identitas.
"Kericuhan itu terjadi karena kesalahpahaman. Mereka (kedua jurnalis) tidak menunjukkan identitas. Karena itu anggota di lapangan tidak tahu mana yang jurnalis dan mana yang bukan," kata dia kepada para wartawan.
Menurut Irman, sebelum terjadi kericuhan, polisi berusaha mengamankan sekelompok orang berpakaian hitam yang akan menyusup ke dalam aksi buruh. Kelompok berpakaian hitam yang rata-rata masih berusia remaja itu juga melakukan vandalisme.
"Polisi berusaha mengamankan kelompok tersebut (berpakaian hitam) hingga terjadi keributan dan kejar-kejaran. Mereka (kelompok berpakaian hitam) juga ada yang mengambil gambar. Dalam situasi itu (kericuhan) kita tidak tahu mana wartawan atau bukan," tutur dia.
Sebagaimana diberitakan, dua orang jurnalis diduga mendapatkan intimidasi da kekerasan dari oknum polisi saat meliput aksi buruh di Gedung Sate. Kedua juranalis tersebut yaitu Prima Mulia (fotografer Tempo) dan Iqbal Kusuma Direza. Keduanya mengaku mendapatkan intimidasi dan kekerasan dari oknum polisi saat melakukan peliputan.