REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu merilis jumlah korban jiwa akibat bencana banjir dan longsor di sembilan wilayah kabupaten dan kota Bengkulu bertambah menjadi 30 orang. BPBD Bengkulu juga menyatakan enam orang lainnya masih hilang.
Kepala BPBD Provinsi Bengkulu, Rusdi Bakar, mengatakan selain korban jiwa, ada dua warga yang mengalami luka berat dan dua orang lainnya mengalami luka ringan. Korban meninggal terbanyak terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah mencapai 24 orang, sedangkan sisanya di Kota Bengkulu dan Kepahiang masing-masing tiga orang.
Banjir bandang di wilayah Air Napal dan Bang Haji Kabupaten Bengkulu Tengah membuat sebanyak 617 jiwa warga terpaksa mengungsi. "Desa dipenuhi lumpur sehingga warga membutuhkan waktu untuk membersihkan rumah," di Bengkulu, Rabu (1/5).
Dampak yang perlu diwaspadai setelah bencana lanjut dia adalah penyakit kulit dikarenakan minimnya air bersih dan gangguan pada saluran pernapasan atau ISPA. Untuk saat ini kata Rusdi, warga terdampak banjir dan longsor masih membutuhkan terpal, selimut, tikar, makanan siap saji, air bersih, peralatan bayi, lampu darurat, cangkul dan alat kebersihan.
"Sampai kini penanganan darurat masih dilaksanakan terutama penanganan pengungsi di Desa Genting dan Air Napal, Bengkulu Utara," ucapnya. Distribusi logistik juga masih dilanjutkan untuk wilayah Pagar Jati, Desa Taba Penyengat, Desa Susup dan Desa Kelindang.