Sabtu 27 Apr 2019 08:32 WIB

Serikat Buruh akan Longmarch ke Istana Negara Pada 1 Mei

Para buruh akan longmarch ke Istana Negara dari Bundaran Hotel Indonesia

Rep: Flori Sidebang/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah aliansi buruh dari berbagai ormas berjalan menuju Istana Negara pada peringatan Hari Buruh Internasional di Jakarta, Selasa (1/5).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Sejumlah aliansi buruh dari berbagai ormas berjalan menuju Istana Negara pada peringatan Hari Buruh Internasional di Jakarta, Selasa (1/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah organisasi serikat buruh menemui jajaran Polda Metro Jaya pada Jumat (27/4). Pertemuan itu dalam rangka silaturahim menjelang peringatan Hari Buruh Sedunia atau May Day yang jatuh pada 1 Mei. Rencananya para buruh akan melakukan longmarch ke Istana Negara dari Bundaran Hotel Indonesia.

Mereka di antaranya adalah Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak), Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) dan Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI). Presiden KASBI Nining Elitos mengatakan pertemuan itu juga membahas mengenai rencana aksi buruh pada 1 Mei mendatang.

Baca Juga

Dia mengatakan KASBI dan Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) akan turun ke jalan untuk melakukan aksi khususnya di wilayah Jabodetabek. "Kami akan longmarch ke Istana (Presiden). Jumlahnya 20 ribu buruh akan melakukan orasi dengan berbagai macam tuntutan tadi untuk di wilayah Jakarta," ujarnya pada Jumat (27/4) malam.

Nining menambahkan unjuk rasa Hari Buruh ini, juga dilakukan di sejumlah daerah. Di antaranya Subang, Bandung, Cirebon, Indramayu, hingga Batam. Ia menjelaskan dalam aksi itu nantinya para buruh akan menyampaikan orasi menyampaikan sejumlah tuntutan.

"Kami hadir Mapolda Metro Jaya ke atas undangan Polda Metro Jaya. Kami menyampaikan, akan terus melakukan perjuangan. Tentu di peringatan 1 Mei besok kita akan mengusung 10 tuntutan," kata Nining.

Nining menyebut beberapa di antara sepuluh tuntutan tersebut. Pertama, pihaknya meminta Peraturan Presiden (PP) Nomor 78 Tahun 2015 dicabut. Kedua, meningkatkan kualitas kinerja pengawasan.

Kemudian, menuntut penghapusan sistem kerja kontrak outsourcing dan magang. Lalu, menghentikan tindakan pemutusan hubungan kerja (PHK) semena-mena termasuk mengkriminalisasi aktivis buruh di berbagai macam sektor.

"Terus turunkan harga-harga kebutuhan pokok. Rakyat hari ini khususnya kami mewakili dari kaum buruh tentu merasakan bagaimana beban beratnya dengan upah yang rendah dan kemudian terjadi kenaikan berbagai macam kebutuhan pokok. Itu adalah menjadi tuntutan kami di dalam aksi 1 Mei besok," papar Nining.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono mengaku siap mengamankan aksi tahunan tersebut. Tetapi untuk jumlah personel ia menyebut belum ditetapkan. "Itu jumlah personelnya nanti ya. Didiskusikan dulu," imbuh Argo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement