REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Hasil tangkapan ikan para nelayan di selatan Kabupaten Sukabumi masih minim. Kondisi ini disebabkan faktor cuaca buruk seperti gelombang tinggi.
"Hasil tangkapan ikan nelayan Sukabumi masih minim atau paceklik," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sukabumi Abdul Kodir kepada wartawan Senin (11/3).
Saat ini, katanya, kondisi cuaca kurang mendukung untuk melaut seperti gelombang tinggi dan angin kencang. Kondisi ini menyebabkan para nelayan sebagian besar tidak melaut. Kini mereka lebih memilih menyandarkan perahunya di dermaga
Pilihan ini dilakukan karena bila dipaksakan melaut maka hasil yang diperoleh tidak akan maksimal. Selain itu kondisi gelombang tinggi dan angin kencang dikhawatirkan mengancam keselamatan nelayan melaut.
Terlebih, kata Kodir, alat tangkap nelayan kebanyakan masih relatif tradisional. Akibatnya, nelayan harus berhati-hati ketika melaut atau mencari ikan di tengah lautan dalam kondisi cuaca buruk.
Di sisi lain, ungkap Kodir, sebagian nelayan Sukabumi masih andon atau mencari ikan di perairan daerah lain. Misalnya di wilayah Jawa Timur seperti Kecamatan Pacitan dan Trenggalek. Selain itu, ada sebagian nelayan lainnya yang mencari ikan di perairan Cilacap, Jawa Tengah.
Para nelayan itu, ungkap Kodir, mayoritas adalah nelayan tradisional yang rata-rata menggunakan perahu di bawah 5 gross tonnage (GT). Mereka datang ke daerah lain ada yang melalui jalur laut maupun melalui jalan darat.
Lebih lanjut Kodir mengungkapkan, secara keseluruhan hasil tangkapan ikan pada awal tahun ini mengalami penurunan hingga 20 persen dibandingkan kondisi normal. Pada kondisi normal hasil tangkapan ikan mencapai 9 ribu ton per bulan. Jenis ikan yang menjadi andalan nelayan Sukabumi kata Kodir seperti cakalang, layur, tongkol dan ikan kakap
Namun, sambung Kodir, ketersediaan ikan ditempat pelelangan ikan (TPI) masih mencukupi kebutuhan warga maupun pelaku usaha baik hotel maupun restoran di selatan Sukabumi. Hal ini disebabkan pasokan ikan juga didatangkan dari daera lainnya.