Rabu 06 Mar 2019 20:50 WIB

Jokowi dan Anies Duet Bagikan KIP kepada Ribuan Siswa Jaksel

DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi penerima bantuan KIP terbesar di Indonesia.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Bayu Hermawan
Preside Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Preside Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membagikan bantuan pendidikan dalam bentuk Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada 3.300 siswa penerima di Jakarta Selatan. Selain angka tersebut, secara total KIP akan disalurkan kepada 31.299 siswa SD, SMP, dan SMA/SMK di Jakarta Selatan dengan total anggaran Rp 4,11 triliun.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi penerima bantuan KIP terbesar di Indonesia.  Uniknya di hadapan Jokowi, Anies menceritakan lika-liku pembagian KIP yang sebelumnya tidak bisa diterima berbarengan dengan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus. Melalui Pergub 174 tentang KJP yang ditandatangani oleh Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama, Pemprov melarang siswa penerima KJP untuk menerima bantuan lainnya.

"Akhirnya kami koreksi dengan Pergub 04 tahun 2018, dan penerima KJP Plus bisa menerima KIP juga," jelas Anies di SLB Negeri Pembina Lebak Bulus, Rabu (6/3).

Anies berharap, semakin banyaknya opsi bantuan yang diterima masyarakat DKI Jakarta, semakin tinggi pula kualitas pendidikan yang dirasakan. Dalam penyaluran KIP yang dihadiri Jokowi dan Anies ini, pemerintah juga menghadirkan BRI dan BNI selaku bank penyalur bantuan pendidikan. Per hari ini, siswa-siswi penerima bantuan pendidikan bisa langsung mencairkan KIP.

Presiden Jokowi juga mengingatkan para penerima KIP untuk memanfaatkan alokasi bantuan dengan sebaik-baiknya untuk belanja-belanja yang menunjang pendidikan. Ia merinci, besaran bantuan untuk siswa SD diberikan sebesar Rp 450 ribu per tahun, siswa SMP diberi Rp 750 ribu per tahun, dan siswa SMA/SMK diberikan bantuan Rp 1,5 juta per tahun.

"Tolong kartu ini digunakan sebaik-baiknya untuk hal-hal yang berkaitan dengan sekolah dan pendidikan. Kalau di luar itu kartunya kita cabut. Untuk beli buku, seragam, sepatu, tas, boleh. Pulsa atau HP? Jangan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement