Rabu 13 Feb 2019 08:44 WIB

Peternak: Beras Busuk tak Bisa untuk Pakan Ayam

Beras tak layak konsumsi tidak bermanfaat bagi ternak.

Peternak memberikan pakan ayam broiler di kandang miliknya di Cimincrang, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/2/2019).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Peternak memberikan pakan ayam broiler di kandang miliknya di Cimincrang, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Peternak Layer Nasional Ki Musbar Mesdi mengatakan beras busuk bukan merupakan pakan yang tepat untuk ternak ayam maupun unggas lainnya. Pakan yang selama ini dikenal adalah bekatul dan menir.

"Kami tidak mengenal beras busuk dipakai pada ayam. Yang kami kenal adalah bekatul dan menir," kata Ki Musbar dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Selasa (12/2).

Hal tersebut diungkapkan Ki Musbar dalam menanggapi kabar bahwa beras tidak layak konsumsi yang ditemukan di Ogan Komering Ulu Timur akan dialihkan untuk pakan ternak.

Ki Musbar menegaskan, beras bukan merupakan bagian utama dari komponen pakan ternak unggas, apalagi komposisinya hanya sekitar 3-5 persen dari pakan yang ada.

Menurut dia, bekatul dan menir mengandung lebih banyak energi, sedangkan beras, terutama yang tidak layak konsumsi, tidak bermanfaat bagi ternak. "Beras rusak itu tidak ada artinya bagi ayam. Vitamin sama karbohidrat sudah rusak. Untuk ternak unggas, tidak direkomendasikan kalau beras busuk," katanya. 

Baca juga, 6.000 Ton Beras Busuk Ditemukan Tim Sergap TNI.

Ia memastikan tidak ada peternak yang mau menampung beras busuk yang telah berkutu maupun terkena jamur untuk pakan ternak, karena sangat berisiko.

Oleh karena itu, Ki Musbar mempertanyakan wacana pemberian beras busuk sebanyak 6.000 ton yang ditemukan di salah satu gudang Bulog sebagai bahan makanan ternak.

"Misalnya mau dijual dengan harga rugi kepada peternak, tapi sekarang, peternak mana yang mau memakai? tidak ada yang berani," ujarnya.

Sebelumnya, Tim Sergab TNI AD menemukan sekitar 6.000 ton beras tidak layak konsumsi dan busuk di gudang Bulog Sub Divre wilayah Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan.

Ribuan ton beras tersebut diduga merupakan beras pengadaan tahun 2015 dan sebagian besar ditemukan dalam keadaan tidak layak dan berkutu.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar Utomo menduga salah satu penyebab beras tersebut menjadi tidak layak karena proses modernisasi gudang yang lambat.

Untuk itu, upaya pengecekan terhadap gudang penyimpanan beras akan dilakukan agar tidak ada beras yang mengalami penurunan mutu akibat terlalu lama tersimpan di gudang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement