REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IV DPR RI Darori Wonodipuro minta adanya pengusutan atas dugaan 6.000 ton beras tidak layak konsumsi. Beras tersebut kondisinya hancur dan berbau busuk. Beras busuk ini ditemukan di gudang Bulog Sub Divre setempat di wilayah Ogan Komering Ulu Timur, Sumatra Selatan. "Penemuan beras busuk di OKU ini harus diinvestigasi dan diusut tuntas," kata Darori dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Rabu (6/2).
Darori memperkirakan beras tersebut menjadi tidak layak konsumsi. Salah satunya karena proses distribusi yang lama, akibat minimnya koordinasi antara pusat dengan daerah.
Menurut dia, stok beras yang berlebih di suatu daerah, harus segera disalurkan kepada daerah lain. Hal itu agar tidak lama mengendap di gudang dan membuat beras cepat rusak. "Mestinya, ada data di pusat, di daerah mana ada stok atau masih kurang. Dengan data itu kan bisa disebarkan," kata legislator dari Fraksi Partai Gerindra ini.
Selain itu, tambah dia, beras ini menjadi busuk karena kualitas gabah yang kurang memadai. Sehingga daya tahan beras saat disimpan dalam gudang menjadi turun. Darori menyayangkan kondisi ini tidak menjadi fokus utama Bulog. Karena sebagian gudang masih menahan pendistribusian beras tersebut.
Sebelumnya, Tim Sergab TNI AD menemukan sekitar 6.000 ton beras yang tidak layak konsumsi dan busuk di gudang Bulog Sub Divre setempat di wilayah Ogan Komering Ulu Timur. Ribuan ton beras tersebut diduga merupakan beras pengadaan tahun 2015 dan sebagian besar ditemukan dalam keadaan berkutu.