Selasa 05 Feb 2019 18:52 WIB

Kominfo Identifikasi 175 Konten Hoaks di Januari 2019

Konten hoaks terbanyak ditemukan pada 22 Januari 2019 yakni sebanyak 11 konten.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Andi Nur Aminah
Berita Hoaks
Foto: Kemenko PMK
Berita Hoaks

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) telah mengidentiifikasi sebanyak 175 konten hoaks yang menyebar di internet dan media sosial selama Januari 2019. Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu menjelaskan, jumlah konten hoaks terbanyak ditemukan pada 22 Januari 2019 yakni sebanyak 11 konten.

Hasil pemantauan konten internet dan media sosial yang dilakukan oleh Sub Direktorat Pengendalian Konten Internet Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, rata-rata sehari menemukan empat sampai enam konten hoaks dari beragam isu. 

Selama Januari 2019, jumlah isu hoaks atau disinformasi yang berkaitan dengan Pemilihan Umum ditemukan sebanyak 81 konten. "Salah satu yang berdampak mendapatkan perhatian publik adalah hoaks temuan tujuh kontainer surat suara sudah dicoblos di Tanjung Priok, isu PKI, ijazah, sampai berkaitan dengan simbol jari," ujar Ferdinandus dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (5/2).

Sementara untuk hoaks atau disinformasi yang berkaitan dengan peristiwa sebanyak 22 konten. Contohnya antara lain hoaks yang berkaitan dengan aksi bunuh diri di Sukorajo, video orang yang telah dimakamkan selama empat hari kembali hidup, atau pakai OVO bayar pendidikan dapat cashback 60 persen.

Adapun isu pemerintahan ditemukenali sebanyak 13 konten. Beberapa di antaranya hoaks mengenai Kemenag Mmemberi lampu hijau pada LGBT, pengangkatan honor K2 jadi PNS, hingga razia STNK dan lowongan kerja di rumah sakit.

Mengenai isu agama juga ditemukan sembilan konten. Misalmya yang berkaitan dengan Muslim Uighur, larangan Shalat Jumat di perusahaan Cina, atau yang menarik perhatian publik berkaitan dengan ceramah Kiai Said Aqil Siradj dalam acara internal Muslimat NU.

Adapun isu yang berkaitan dengan bencana, makanan dan tokoh ditemukenali masing-masing sebanyak delapan konten. Soal bencana, misalnya berkaitan dengan angin kencang di Ancol, potensi gempa 8 SR, banjir Katulampa sampai gempa susulan di Jawa Barat.

Hoaks yang berkaitan dengan makanan yang dapat diidentifikasi antara lain soal garam yang tidak boleh dimasak, lintah di kangkung, mi instan penyebab kanker sampai es krim yang mengandung lemak babi. Tokoh yang dikaitkan dengan paling banyak dimunculkan dalam konten hoaks antara lain Presiden Joko Widodo, Ahok, dan Ustadz Arifin Ilham.

Mengenai keamanan dan teknologi masing-masing empat konten. Selebihnya berkaitan dengan kecelakaan (tiga konten) dan lingkungan (satu konten). Yang berkaitan dengan teknologi misalnya mengenai keychain GPR, main HP sebabkan mata bengkak dan blokir SMS.

Kementerian Kominfo mengimbau agar warganet dan pengguna media sosial atau aplikasi pesan instan tidak menyebarluaskan informasi hoaks dalam bentuk apapun. "Jika ditemukan adanya indikasi informasi yang mengandung hoaks, warganet dapat melaporkanya melalui aduankonten.id atau akun @aduankonten," kata Ferdinandus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement