REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menjelaksan berulang kali bahwa pemanggilan Rocky Gerung adalah untuk klarifikasi. Klarifikasi ini merupakan kesempatan bagi Rocky untuk menyanggah tuduhan penistaan agama.
“Intinya polisi undang klarifikasi. Terlapor ini (Rocky Gerung), bisa sampaikan klarifikasinya atau menyangkal keduanya. Nanti beliau bisa menyangkal dengan tuduhannya,” kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (31/1).
Ia menjelaskan alasan pemanggilan klarifikasi ini baru dilakukan setelah kasus mengendap selama hampir setahun lantaran penyidik ingin memberi ruang. Namun, klarifikasi yang seharusnya dilakukan hari ini Kamis (31/1) diundur menjadi besok Jumat (1/2) karena Rocky masih berada di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Hari ini yang bersangkutan ada agenda di Makassar, jadi sesuai yang disampaikan oleh pengacaranya akan datang besok setelah shalat Jumat,” jelas Argo.
Rocky dilaporkan oleh Ketua Cyber Indonesia DKI Jakarta, Permadi Arya, pada Rabu 11 April 2018 malam ke Polda Metro Jaya. Ia dituduh melakukan penodaan agama terhadap pernyataan di ILC edisi Selasa 10 April 2018, sebagai narasumber ia menyebut 'kitab suci adalah fiksi'.
Rocky Gerung. (ANTARA)
Dalam acara diskusi tersebut, Rocky menjelaskan fiction atau fiksi itu merupakan kata benda. Namun, fiksi dianggap sebagai hal buruk karena diucapkan dalam satu forum politik. Padahal, menurut dia, fiksi itu sangat bagus, fiksi adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi, dan fungsi dari fiksi itu.
“Kita hidup dalam dunia fiksi, lebih banyak fiksi daripada dalam dunia realitas. Ia juga menyatakan fiksi lawannya realitas bukan fakta. Jadi kalau anda bilang itu fiksi lalu kata itu jadi peyoratif (menghina), itu artinya kita menginginkan anak-anak kita tidak lagi membaca fiksi, karena sudah dua bulan ini kata fiksi itu menjadi kata yang buruk," tutur Rocky dalam acara tersebut.
"Kitab suci fiksi atau bukan? Siapa yang berani jawab. Kalau saya pakai definisi bahwa fiksi itu mengaktifkan imajinasi, kitab suci itu adalah fiksi. Karena belum selesai, belum tiba itu," kata dia dengan yakin.
Rocky melanjutkan, dengan perbandingan lain yakni Babad Tanah Jawi yang merupakan salah satu bentuk fiksi, "Jadi ada fungsi dari fiksi untuk mengaktifkan imajinasi, menuntun kita untuk berfikir lebih imajinatif. Sekarang dia (fiksi) dibunuh, dibunuh oleh politisi," kata dia.