REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) NTB IGB Sugihartha mengatakan, pemerintah menargetkan 58 ribu rumah kembali terbangun dalam kurun waktu dua bulan ke depan.
58 rumah tersebut merupakan rumah warga yang rusak berat akibat gempa pada tahun lalu. Total kerusakan rumah akibat gempa di NTB mencapai 216 ribu rumah, dengan 75 ribu rumah mengalami rusak berat.
"Demi tercapainya target tersebut, upaya-upaya percepatan tentu kita lakukan, termasuk penambahan fasilitator," ujar Sugihartha di Mataram, NTB, Rabu (30/1).
Ia menyampaikan, fasilitator atau tenaga pendamping dalam rehabilitasi dan rekonstruksi saat ini berjumlah 800 orang. Jumlah ini dirasa masih kurang melihat banyaknya jumlah rumah yang rusak akibat gempa, yakni sebanyak 216 ribu rumah yang terdiri atas rumah rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan.
"Ada beberapa upaya, antara lain penambahan nambah fasilitator 751 dari PUPR yang sebentar lagi ada di lapangan, BPBD juga sudah rekrut 1.000 fasilitator," kata dia.
Jumlah fasilitator juga akan meningkat menyusul bantuan tambahan ribuan tenaga fasilitator dari TNI di bidang konstruksi. Ia optimistis rencana pembangunan rumah terealisasi mengingat 72 persen anggaran sudah dikirimkan ke rekening warga terdampak gempa.
Dia menambahkan, pemerintah memberikan keleluasaan bagi warga untuk memilih tipe rumah yang sudah ditawarkan pemerintah, mulai dari Risha, Rika, Riko, dan lain sebagainya.
"Warga cenderung pilih Rika (rumah instan sederhana kayu)," ucapnya.