Jumat 25 Jan 2019 08:23 WIB

Jokowi Pun Siap Menyerang di Debat Capres Kedua

Debat capres diminta fokus pada substansi masalah yang dibahas.

Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin bersalaman dengan Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno disaksikan Ketua KPU Arief Budiman sebelum debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).
Foto: Republika/Prayogi
Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin bersalaman dengan Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno disaksikan Ketua KPU Arief Budiman sebelum debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rizky Suryarandika, Rizkyan Adiyudha

JAKARTA – Debat kedua kandidat Pilpres 2019 diminta lebih membahas persoalan substantif. Hal ini sebagai perbaikan pelaksanaan debat pertama pada Rabu (17/1) lalu. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menyarankan debat yang mengadu gagasan calon presiden pada Ahad (17/2) nanti membedah persoalan yang lebih substansi, bukan hanya permukaan. Terutama menyangkut masalah energi, infrastruktur, dan lingkungan.

Baca Juga

Ketua Tim Adhoc Politik Keadilan Ekologis WALHI, Khalisah Khalid, menilai pada debat perdana, kedua paslon cenderung menjauhi isu krusial. Padahal, isu lingkungan juga sedikit bisa diusik pada sesi debat perdana dengan penekanan terhadap korupsi sumber daya alam.

"Kami mendorong paslon berani berdebat pada level substansi dan menjangkau problem mendasar dari persoalan lingkungan hidup dan sumber daya alam, bukan sebatas isu permukaan," katanya dalam konferensi pers, Kamis (23/1).

Khalisah menilai tema kedua penting karena makin meningkatnya bencana ekologis, kebakaran hutan, dan konflik lingkungan hidup. Menurut dia, masalah lingkungan tak bisa dipisahkan dari pembangunan ekonomi karena berkaitan dengan korporasi di dalamnya.

"Sebelum menentukan hak politiknya, publik bisa menilai sejauh mana pemahaman dan komitmen kedua paslon serta keberaniannya menegakkan hukum terhadap kejahatan korporasi," Khalisah menegaskan.

Menurut Khalisah, penting mengetahui komitmen capres pada korporasi pelanggar lingkungan. Ia menyarankan salah satu contoh kasus yang patut dibahas ialah kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan.

"Misal, kebakaran hutan bisa jadi satu kasus diangkat, ada pola apa di balik kejahatan lingkungan yang terus terjadi. Jangan cuma bahas dasarnya saja," katanya.

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) juga menilai perbaikan yang harus dilakukan pada debat kedua adalah masalah substansi masalah yang menjadi tema. Peneliti Perludem Fadli Ramadhanil menganggap pada debat pertama, pertanyaan panelis tak optimal mengonkretkan visi, misi, dan program yang butuh dipertimbangkan penonton untuk menentukan pilihannya.

"Diharapkan kekurangan substansi debat pada tema pertama bisa dipenuhi para panelis dan tiap paslon pada tema kedua. Substansi mengenai 'Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme' diharapkan bisa terhubung dengan substansi debat kedua bertema 'Energi dan Pangan, Sumber Daya Alam (SDA), Lingkungan Hidup, dan Infrastruktur'," kata Fadli.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin memastikan calon presiden mereka akan tampil menyerang pada debat kedua. Terlebih, TKN mengklaim, tema debat kedua menjadi keahlian Jokowi.

"Saya kira kita cukup banyak punya amunisi. Amunisi untuk menjawab pertanyaan, tapi juga amunisi untuk melontarkan gagasan-gagasan besar," kata Direktur Komunikasi Politik TKN KIK Usman Kansong di Jakarta, Kamis (24/1).

Usman mengatakan, visi yang nantinya dipaparkan Jokowi dalam debat kedua juga akan menjadi serangan tersendiri bagi capres penantang. Ia melanjutkan, sebagai capres pejawat, Jokowi tidak harus terus-menerus tampil bertahan.

Usman mengaku setuju dengan usulan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subinato-Sandiaga Uno terkait konsep debat free fight atau tarung bebas pada debat kedua. Ia mengatakan, asalkan tarung bebas itu tetap dalam koridor peraturan yang berlaku.

"Saya tidak tahu makna tarung bebas itu seperti apa, tapi semua harus ada aturan. Aturan itu membatasi. Artinya, tidak bisa bebas sekali, di manapun itu, termasuk Amerika," katanya.

Di lain pihak, Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said, mengatakan, pihaknya meminta masukan dari ahli untuk debat kedua. Sudirman menuturkan, ada sejumlah isu yang akan disorot Prabowo dalam debat capres. Antara lain, terkait efisiensi dan bagaimana dampak proyek infrastruktur era Jokowi terhadap kesejahteraan rakyat.

"Jadi, kami akan bantu masyarakat untuk memahami bahwa perencanaan dan penganggaran keuangan proyek infrastruktur ini ada banyak masalah. Memang kita punya apresiasi terkait apa yang sudah dibangun, tapi terkait pengelolaan perencanaan pendanaan itu menimbulkan banyak persoalan," ujar Sudirman.

Di sektor energi, lanjut Sudirman, Prabowo akan menyampaikan visi diversifikasi energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Sementara di sektor pangan, Prabowo ingin memastikan bahwa harga pangan terjangkau oleh masyarakat.

Moderator debat

Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, moderator debat kedua pilpres rencananya akan ditentukan pada Jumat (25/1). KPU akan kembali menggelar rapat persiapan teknis debat kedua bersama tim sukses paslon capres-cawapres pada Jumat sore.

"Besok akan menggelar rapat. Tempatnya di sini (KPU)," ujar Arief kepada wartawan di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/1).

Arief membenarkan jika rapat juga dihadiri kedua tim kandidat. Pihak media penyelenggara debat kedua juga rencananya akan hadir. Menurut Arief, agenda rapat pada Jumat sore adalah menentukan moderator yang akan memimpin jalannya debat kedua. Selain itu, sejumlah teknis lain juga akan dikoordinasikan bersama kedua timses paslon capres-cawapres.

"Iya (untuk menentukan moderator). Ya (membahas) persiapan banyak hal juga. Semuanya," Arief menegaskan.

(febrianto adi saputro/dian erika nugraheny ed: agus raharjo)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement