Jumat 21 Dec 2018 00:30 WIB

Sandiaga: Elektabilitas Saya Niatkan untuk Ibadah

Elektabilitas pasangan calon yang naik dan turun menjelang Pilpres 2019 dinilai wajar

Cawapres Nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno (kanan) menaburkan bunga di pusara makam Presiden Soekarno saat berziarah di Kota Blitar, Jawa Timur, Rabu (19/12/2018).
Foto: Antara/Irfan Anshori
Cawapres Nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno (kanan) menaburkan bunga di pusara makam Presiden Soekarno saat berziarah di Kota Blitar, Jawa Timur, Rabu (19/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Calon Wakil Presiden nomo urut 02 Sandiaga Uno yang merupakan pendamping Prabowo Subianto di Pemilu Presiden 2019 mengungkapkan tidak terlalu ambil pusing dengan elektabilitas yang naik dan turun menjelang pemilihan umum. Ia mengatakan lebih meniatkan elektabilitas untuk ibadah.

"Mengenai elektabilitas saya niatkan ibadah saja. Pak Kiai mengingatkan kekuasan itu milik Allah, dan Allah akan memberikan ke siapa yang Dia kehendaki," katanya ditemui saat silaturahim di Pondok Pesantren Al Falah Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamis (20/12).

Pihaknya hanya akan berupaya kerja keras berbuat yang terbaik. Salah satu upaya yang dilakukan dengan silaturahim. Ia yakin Allah sudah memutuskan yang terbaik untuk dirinya serta pasangannya Prabowo Subianto di Pemilu Presiden 2019.

"Kekuasaan itu milik Allah. Kalau Allah berkehendak akan lakukan dengan segala acara. Jadi ini bagian silaturahim, dilakukan sebagai keinginan kami untuk belajar, memohon doa dan saling mendoakan," kata dia.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh putri almarhum KH Abdurrahman Wahid yakni Yenni Wahid. Sebagai pendukung dari calon Presiden Joko Widodo dengan pasangannya KH Makruf Amin, dirinya dengan tim berbuat optimal.

Yenni saat berkunjung ke Jombang awal pekan ini mengatakan elektabilitas suara dari pasangan calon yang naik dan turun menjelang Pemilu Presiden 2019 adalah hal yang lumrah. Namun, dirinya yakin suara akan lebih dinamis pada Januari 2019.

"Biasa itu, yang paling penting justru suara yang mengambang. Meyakinkan 'door to door' mereka, masyarakat yang belum membuat keputusan, itu akan lebih terlihat hasilnya," tutur Yenni.

Yenni juga optimistis suara dari calon Presiden yang didukungnya yakni Joko Widodo dengan pasangannya KH Makruf Amin masih mendapatkan suara yang cukup tinggi, dari para pendukung dan simpatisan. Jika berhasil meraih suara dari yang masih mengambang dipastikan jumlah suara untuk pasangan Jokowi-KH Makruf lebih tinggi lagi.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menyelenggarakan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 serentak pada 17 April 2019. Beberapa persiapan sudah dilakukan termasuk dalam penyediaan kotak suara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement