Rabu 19 Dec 2018 11:48 WIB

Mahasiswa UBSI Yogyakarta Jadi Penggerak Desa Wisata

Pemikiran kreatif mahasiswa dibutuhkan dalam pengelolaan desa wisata.

Mahasiswa Prodi Perhotelan UBSI Yogyakarta menjadi penggerak desa wisata Yogyakarta.
Foto: Dok UBSI
Mahasiswa Prodi Perhotelan UBSI Yogyakarta menjadi penggerak desa wisata Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Yogyakarta bekerja sama denga Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Deswita) menggelar acara “Desa Wisata Goes To Campus 2018”.

Acara yang digelar di Ruang Bar dan Resto Wisma kampus UBSI Yogyakarta menampilkan  pembicara dari Forkom Deswita, Sigit Istiarto. Ia adalah ketua kelompok sadar wisata (Pokdarwis) kampung wisata Dipowinatan, Yogyakarta, Selasa (18/12).

“Dukungan dari pihak akademisi yang saat ini masih sangat dibutuhkan misalnya kegiatan-kegiatan pengkajian terhadap desa atau kampung wisata yang hasilnya diharapkan mampu membantu pengembangan desa dan kampung wisata,” ujar Sigit Istiarto seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (19/12).

Dalam acara yang bertajuk ‘Sinau’ ini, Sigit mengajak para mahasiswa agar lebih aktif sebagai penggerak sociopreneur di daerahnya sendiri. Menurutnya, pemikiran kreatif mahasiswa dibutuhkan dalam pengelolaan desa wisata ini.

“Pengembangan dan pengelolaan kampung dan desa wisata juga harus memperhatikan lingkungan dan masyarakat yaitu tidak merusak lingkungan dan harus dipastikan memberikan dampak peningkatan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Acara yang diikuti oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Perhotelan ini, diharapkan akan membuat mahasiswa lebih tergerak dalam upaya mengembangkan sumber daya yang ada di desa khususnya dalam bidang pariwisata. “Sayang sekali kan, kalau tidak dikelola,. Desa-desa kita itu sangat asri, sejuk, nyaman dan orangnya pun ramah-ramah,” tuturnya.

Ketua Prodi Perhotelan UBSI, Ani Wijayanti SE, MPar mengatakan, kegiatan ini salah satu upaya Prodi Perhotelan untuk berkontribusi akademisi terhadap perkembangan pariwisata di Yogyakarta.

“Hal ini sebagai upaya pengelolaan desa dan kampung wisata di Yogyakarta yang memerlukan peran serta dari berbagai pihak terlebih dari kalangan akademisi,” kata Ani Wijayanti.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement