Ahad 16 Dec 2018 16:50 WIB

Silaturahim dengan Ulama, Kiai Maruf Paparkan Sejarah Bangsa

Silaturahim ini bentuk konsulidasi menguatkan peran ulama untuk bangsa.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Cawapres nomor urut 01 bersilaturahim dengan ulama di Tanara, Serang.
Foto: dok istimewa
Cawapres nomor urut 01 bersilaturahim dengan ulama di Tanara, Serang.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG –  Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut satu, KH Ma'ruf Amin (KMA) beberapa waktu yang lalu harus istirahat sejenak lantaran kakinya terkilir. 

Namun, Kiai Ma'ruf kini sudah bisa bersilaturrahim lagi dengan ribuan masyarakat kabupaten dan Kota Serang, serta Cilegon, di  Pondok Pesantren, An-Nawawi Tanara, Serang, Banten, Ahad (16/12). 

Kiai Ma'ruf disambut antusias masyarakat dalam acara bertajuk Silaturahim Nahdliyin tersebut. Dia pun mengajak para kiai untuk kembali mengingat sejarah bangsa Indonesia. 

"Kita harus belajar dari sejarah, bagaimana para pendahulu kita membangun kesepakatan, mitsaq. Berupa NKRI dan Pancasila. Nabi sendiri pernah melakukan mitsaq, kesepakatan untuk kedamaian Madinah,\" ujar Kiai Ma\'ruf dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (16/12). 

Dia menceritakan tentang perjuangan para ulama Indonesia terdahulu yang telah menjaga negara ini. 

Menurut dia, ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945, Belanda dan Sekutu sempat ingin merebut kembali Indonesia pada Oktober di tahun yang sama. 

Namun, para ulama yang dipimpin Rais Akbar KH Hasyim Asy'ari kemudian mengeluarkan Resolusi Jihad yang melahirkan semangat umat Islam, sehingga Indonesia bisa selamat dari ancaman penjajahan Belanda. 

Selanjutnya, ulama terdahulu ikut membanguan kesepakatan tentang konsep dan dasar negara ini, yaitu NKRI yang berdasarkan Pancasila. Karena itu, menurut dia, semua komponen bangsa harus taat terhadap kesepakatan tersebut.

"Kita harus menaati dan menjaga kesepakatan itu. Jika dilihat dari isi Pancasila, apakah negara ini islami? ya tentu Indonesia ini negara kebangsaan yang bertauhid, karena ada Sila Ketuhanan yang Maha Esa," kata Kiai Ma'ruf.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement