Selasa 04 Dec 2018 18:30 WIB

Distrik Terbunuhnya Pekerja Trans-Papua Belum Kondusif

Korban tewas berada di dua lokasi yang berbeda.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Indira Rezkisari
Pemandangan Jalur Trans Papua di ruas jalan Wamena-Habema, Papua, Selasa (9/5).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Pemandangan Jalur Trans Papua di ruas jalan Wamena-Habema, Papua, Selasa (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nduga, Alimi Gwijangge, menyatakan bahwa kondisi distrik lokasi tempat kejadian pembunuhan 24 pekerja belum kondusif. Ia menyampaikan, hingga saat ini 24 korban belum dapat dievakuasi.

“Korban sementara 24 orang yang kami tahu, pekerja PT (Istaka Karya) itu di Kali Yigi sama Kali Aurak,” kata dia kepada Republika.co.id melalui sambungan telepon, Selasa (4/12).

Alimi mengatakan, korban tewas masih berada di lokasi kejadian yang berada di dua lokasi yang berbeda di sekitar Gunung Kabo. “Sementara, 24 orang itu ada salah satu Gunung Kabo, sebagian di Gunung Kabo sebelah, barusan di-monitor sementara korban belum dievakuasi, masih di tempat kejadian,” ungkapnya.

Ia menyampaikan, pada Selasa pagi Alimi sudah melihat anggota gabungan TNI-Polri yang masuk ke distrik Mbua menggunakan empat helikopter.

Meski di distrik lokasi pembunuhan belum kondusif, Alimi menyatakan bahwa kondisi di Ibu Kota Kabupaten Nduga terpantau aman. Menurutnya, beberapa distrik yang masih menjadi titik rawan di Kabupaten Nduga adalah distrik Mundi, Mam, Mbua, Nirkuri, Emutunggal, Brigi, Mbal, Mundul Yaman.

Daerah rawan yang ia maksud, adalah daerah yang kerap terlihat orang membawa senjata dari Organisasi Papua Merdeka maupun TNI-Polri. Ia berharap, kejadian seperti ini tidak terjadi di kemudian hari karena membuat warga trauma.

“Kalau rawan itu masyarakat takut OPM juga, takut TNI-Polri juga, jadi takutnya karena itu. Jangan sampai ini (terjadi) lagi, mereka (warga) masih trauma,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement