Sabtu 10 Nov 2018 06:20 WIB

Lepas dari Genggaman Sang Ibu, Erikawati Jatuh dari Viaduk

Ibu dan ayah Erikawati juga terjatuh dari viaduk saat menonton Surabaya Membara.

Sejumlah warga mengevakuasi korban yang terjatuh dari viaduk ketika menonton drama kolosal Surabaya Membara di Jalan Pahlawan Surabaya, Jawa Timur, Jumat (9/11/2018). Menurut Kasatreskrim Polrestabes Surabaya sebanyak 10 korban luka-luka dan tiga meninggal dunia usai tertabrak kereta api yang melintas di viaduk.
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Sejumlah warga mengevakuasi korban yang terjatuh dari viaduk ketika menonton drama kolosal Surabaya Membara di Jalan Pahlawan Surabaya, Jawa Timur, Jumat (9/11/2018). Menurut Kasatreskrim Polrestabes Surabaya sebanyak 10 korban luka-luka dan tiga meninggal dunia usai tertabrak kereta api yang melintas di viaduk.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Erikawati, bocah perempuan berusia sembilan tahun, menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam tragedi pementasan drama kolosal "Surabaya Membara" di Surabaya, Jumat (9/11) malam. Ia terjatuh dari atas viaduk setelah terlepas dari genggaman ibunya.

Sahluki, ayah korban, tak henti melantunkan kalimat tauhid tatkala melihat putrinya yang masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar itu, dipindahkan dari kamar jenazah RSUD Dr Soetomo Surabaya ke mobil ambulans. Sabtu dini hari, jenazah Erikawati dibawa pulang ke rumahnya di kawasan Jalan Kalimas Baru Surabaya.

Baca Juga

"Sebelum kereta api melintas, putri saya berada dalam genggaman ibunya," katanya kepada wartawan sebelum membawa pulang jenazah putrinya di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Sabtu dini hari.

Sahluki mengenang banyaknya penonton yang menyaksikan drama kolosal "Surabaya Membara" dari atas viaduk rel kereta api di Jalan Pahlawan Surabaya. Penonton kemudian panik karena melihat datangnya kereta api. Semua berusaha menyelamatkan dirinya masing-masing.

"Di tengah kerumunan orang yang panik, putri saya terlepas dari genggaman ibunya," tuturnya.

photo
Sejumlah warga mengevakuasi korban yang terjatuh dari viaduk ketika menonton drama kolosal Surabaya Membara di Jalan Pahlawan Surabaya, Jawa Timur, Jumat (9/11/2018). Menurut Kasatreskrim Polrestabes Surabaya sebanyak 10 korban luka-luka dan tiga meninggal dunia akibat tertabrak kereta api yang melintas di viaduk.

Terdorong oleh penonton lain yang ingin menyelamatkan diri, Sahluki bersama istrinya, Liana, terjatuh dari viaduk tanpa mengetahui keberadaan putrinya. "Istri saya sekarang dirawat di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, karena ada bagian tulang di tubuhnya yang patah," ujarnya.

Korban meninggal lainnya sempat ditandai sebagai Mr X, karena polisi tidak menemukan kartu identitas saat mengevakuasi jasadnya yang terberai dari atas viaduk rel kereta api di Jalan Pahlawan Surabaya. Jasad korban kemudian teridentifikasi bernama Helmi Surowijaya, usia 16 tahun, warga Jalan Karang Tembok, Surabaya.

"Anak saya selepas Maghrib tadi pamit mau nonton drama "Surabaya Membara" di Tugu Pahlawan," ujar sang ayah, Harijanto, saat mengurus kepulangan jenazah putranya di RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Dia bergegas mencari keberadaan putra bungsunya dari tiga bersaudara itu setelah menerima kabar insiden di viaduk rel kereta api yang menewaskan tiga orang penonton menjelang pertunjukan drama kolosal dimulai. Harijanto akhirnya mendengar informasi terdapat jenazah korban yang ditandai sebagai Mr X, yang tidak lain ternyata buah hatinya sendiri.

"Ini baru pertama kalinya anak saya nonton drama kolosal "Surabaya Membara" di Tugu Pahlawan. Dia nonton sendirian," ucapnya dengan nada lirih.

Satu lagi korban meninggal dunia dalam tragedi ini terindentifikasi bernama Bagus Ananda, warga Jalan Ikan Gurami, Surabaya. Jasad remaja berusia 17 tahun itu pada Sabtu dini hari ini dipindahkan dari kamar mayat RSUD dr Soewandhie ke RSUD dr Soetomo Surabaya dan telah diambil keluarganya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement