Senin 22 Oct 2018 19:51 WIB

Danone-Aqua Ajak Selesaikan Masalah Sampah Plastik

Sampah plastik menempati jumlah kedua terbesar di Indonesia

Mengelola sampah plastik (ilustrasi)
Foto: Istimewa
Mengelola sampah plastik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Danone-Aqua menggelar Bincang #BijakBerplastik dengan mengajak bloggers, masyarakat dan komunitas. Acara ini bertujuan agar berbagai elemen ini mampu berpartisipasi aktif dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk menghadapi berbagai tantangan menuju target mengurangi sampah plastik ke laut sebesar 70 persen pada 2025.

Corporate Communications Director Danone-Indonesia Arif Mujahidin mengatakan, acara ini digelar sebagai upaya Danone-Aqua untuk mengajak masyarakat luas dalam menjaga lingkungan. Juga diharapkan dapat menginspirasi masyarakat supaya lebih bijak dalam penggunaan plastik dan berpartisipasi menangani permasalahan sampah plastik.

"Kami meyakini  rekan bloggers, masyarakat serta komunitas memiliki kekuatan dan semangat dalam menyuarakan aksi cinta lingkungan. Dengan tujuan agar target Indonesia pada 2025 tersebut dapat tercapai, masyarakat menjadi kuncinya," kata Arif dalam rilisnya, Senin (22/10).

Menurutnya, pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, kurangnya infrastuktur, lemahnya sistem manajemen sampah, serta rendahnya kesadaran masyarakat menjadi faktor yang makin menambah permasalahan. Setiap hari kita bisa memutuskan bumi seperti apa yang ingin kita tinggali lewat makanan dan minuman yang kita konsumsi.

"Danone percaya bahwa dalam membentuk tubuh yang sehat, maka dibutuhkan asupan sehat yang berasal dari lingkungan yang sehat. Keyakinan inilah  yang tercermin dalam visi Perusahaan yaitu ‘One Planet One Health’," tambah Arif.

Menurut kajian tentang Analisis Arus Limbah Indonesia, Rantai Nilai dan Daur Ulang yang dilaksanakan Sustainable Waste Indonesia (SWI) presentasi sampah kota di Indonesia adalah 60 persen merupakan sampah organik, 14 persen adalah sampah plastik, 9 persen sampah kertas, 4,3 persen metal dan 12,7 persen sampah lainnya (kaca, kayu dan bahan lainnya). Berdasarkan komposisi tersebut, terlihat limbah plastik menempati porsi kedua terbesar.

Masih menurut penelitian ini sekitar 1,3 juta ton sampah plastik setiap tahunnya  tidak dikelola dengan baik, padahal  sifat sampah plastik  tidak mudah terurai secara alami. Kondisi ini tidak hanya berpotensi  merusak ekosistem lingkungan, namun juga berdampak bagi kesehatan manusia.

Emenda Sembiring, Industrial Engineering, Environmental Engineering and Quantitative Social Research Institut Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan, plastik merupakan material yang tidak lepas dari kehidupan kita karena sifatnya yang dapat mudah dibentuk sesuai dengan keinginan, tahan air, awet, praktis dan dapat melindungi isi dengan baik (proteksi).

"Namun, di balik manfaat tersebut, plastik dapat mengakibatkan ancaman polusi apabila tidak dikelola dan dibiarkan terbuang ke lingkungan," ujar dia.

Emenda memaparkan, masyarakat juga dapat berkontribusi dalam mengatasi permasalahan sampah plastik. Pengurangan masalah sampah plastik bisa dimulai dari lingkungan terkecil seperti rumah tangga hingga lingkungan berskala besar meliputi kawasan kota yang dikelola oleh pemerintahan atau bahkan sektor industri.

"Contoh kecil yang bisa dilakukan dari lingkup rumah tangga ialah dengan melakukan pemilahan sampah plastik agar memudahkan pemulung untuk mengambilnya sehingga mengurangi angka plastik yang terbuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” tambah dia.

Emenda juga mengatakan dengan peran aktif masyarakat untuk mengelola sampah plastiknya dengan benar dapat menjadi sebuah langkah awal untuk terbentuknya pendekatan sirkular ekonomi.

Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone-Indonesia menambahkan ia juga menyadari diperlukan peran serta dari seluruh pihak termasuk industri dalam mengentaskan permasalahan sampah plastik di Indonesia. Sebagai Perusahaan yang memiliki misi untuk membawa kesehatan bagi sebanyak mungkin orang, Danone-Aqua sudah sejak awal berupaya berkontribusi menyelesaikan permasalahan sampah plastik di Indonesia.

Dimulai sejak 1993, Bapak Tirto Utomo, pendiri Aqua telah membuat program Aqua Peduli dimana Perusahaan membeli kembali botol bekas dari konsumen untuk didaur ulang. Lebih lanjut Karyanto menyatakan bahwa Danone-Aqua berkomitmen untuk bergabung dalam misi Indonesia mengurangi sampah di lautan pada tahun 2025 lewat komitmen #BijakBerplastik yang didalamnya terdapat tiga pilar yaitu pengumpulan sampah plastik, edukasi serta inovasi.

“Dalam mewujudkan komitmen #Bijakberplastik, Danone-Aqua melakukan beragam kontribusi nyata seperti dengan menginisiasi 6 Recycling Business Unit (RBU), serta berkolaborasi dengan beragam mitra melalui berbagai inisiatif dan program yang dilakukan seperti mengembangkan Bank Sampah Induk," kata dia.

"Kami juga berkolaborasi dengan H&M Indonesia untuk mengembangkan Program #Bottlefashion, mengubah sampah botol plastik dari Kepulauan Seribu  menjadi produk fashion,” tuturnya.

Selain itu, Danone-Aqua juga berkolaborasi dengan komunitas-komunitas yang telah terbukti melakukan aksi nyata dalam mengatasi permasalahan sampah plastik. Salah satu komunitas yang terlibat dalam gerakan #BijakBerplastik ialah Divers Clean Action (DCA).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement