Rabu 17 Oct 2018 22:50 WIB

Kronologis Penemuan Peluru Kelima di Gedung DPR RI

Sejauh ini ada lima ruang kerja anggota dewan yang diterjang peluru nyasar.

Rep: Ali Mansur / Red: Andi Nur Aminah
Anggota Pamdal  melakukan penjagaan di depan pintu Anggota DPR RI komis 4 Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri  terkait temuan peluru nyasar ke Nusantaran 1 Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (17/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Anggota Pamdal melakukan penjagaan di depan pintu Anggota DPR RI komis 4 Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri terkait temuan peluru nyasar ke Nusantaran 1 Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penemuan peluru di ruang kerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat menjadi sorotan. Terakhir peluru ditemukan menembus ruang kerja Anggota Fraksi Partai Demokrat, Khatibul Umam Wiranu di lantai 9 Gedung Nusantara I, Rabu (17/10) sore.

Maka sejauh ini ada lima ruang kerja anggota dewan yang diterjang peluru nyasar. Penemuan peluru kelima ini merupakan hasil penyisiran, setelah adanya penemuan empat peluru sebelumnya. Dua di antaranya ditemukan pada siang hari sebelum yang terakhir ditemukan.

"Pihak gedung dan taman serta Pamdal itu ada perintah dari atasan untuk sweeping gedung zona 1 dan zona 2, yang berhadapan dengan lapangan tembak," jelas Staf Ahli Khotibul, Nur Rainy, saat ditemui di ruang kerja Khatibul, Rabu (17/10) malam.

Sebelumnya terdapat simpang siur terkait penemuan peluru kelima ini. Sempat disampaikan oleh Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Didik Mukrianto bahwa yang menemukan peluru kelima adalah Khatibul Umam sendiri. Tapi kenyataannyan berbeda dengan keterangan staf ahlinya tersebut.

Khatibul Umam tidak tampak saat Republika.co.id mengunjungi ruangannya pascaditemukannya peluru.

Sementara itu, Kapokja Kunci Nusantara 1 DPR RI, Edys Rahmadi, mengaku saat sweeping, Pamdal melihat peluru yang tertahan di dalam lemari. Setelah itu mereka langsung melaporkannya pada pihak berwajib.

Peluru nampak tembus tembok di bawah kaca jendela, kemudian juga menembus dinding lemari. "Pas kita lihat dari dekat ternyata memang kayak lubang peluru. Peluru utuh 9 milimeter," kata Edys.

Setelah penemuan tersebut Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslobafor) dan Indonesia Automatic Finger Print Identification System (INAFIS) Polri langsung menyambangi ruang kerja Khatibul. Mereka masih menyelidiki apakah lubang di ruang Khatibul berasal dari peluru nyasar yang sama dengan yang sebelumnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement