REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kuasa Hukum Ratna Sarumpaet, Insank Nasruddin mengatakan berita bohong atau hoaks yang disebarkan kliennya tidak ada kaitannya dengan politik. Semua pernyataan Ratna tidak ada hubungannya sama sekali dengan kubu Joko Widodo maupun kubu Prabowo Subianto.
"Enggak ada tudingan yang benar baik di kubu Jokowi atau kubu Prabowo, ini enggak ada kaitan semua. Hanya karena momentumnya persoalan ini momentum pilpres, coba kalau nggak, nggak akan panjang-panjang gini ke ranah politik," jelasnya di Mapolda Metro Jaya, Senin (8/10).
Sejak awal, Insank mengatakan kasus ini murni persoalan emak-emak yang mencoba beralasan terhadap keluarganya, namun kemudian digiring ke arah politik. Pihaknya selaku kuasa hukum, menilai kasus ini hanya sebatas persoalan hukum, tidak ada merujuk ke persoalan politik.
"Ini kan kebohongan dia yang pertama kepada pihak keluarganya. Ketika ada yang datang disitu pasti kan dia katakan itu. Jadi sekarang begini saya jelaskan, Ibu RS ini kan melakukan operasi sedot lemak itu di rumah sakit kan tanpa sepengetahuan keluarga," jelasnya.
Ratna tidak ingin mengatakan bahwa dirinya baru saja melakukan operasi plastik, dan ia sempat tidak pulang ke rumah dulu selama dua hari setelah menjalani operasi plastik dengan menginap di rumah sakit. Sehingga Ratna merangkai kata-kata untuk beralasan kepada keluarganya.
Akhirnya terlontar alasannya itu Ratna berada di Bandung selama dua hari, lalu ketika Ratna pulang ke rumah wajahnya masih bengkak dan perlu membuat alasan lagi. Akhirnya tercetus lagi alasannya bahwa Ratna digebukin, dianiaya, karena wajahnya bengkak.
"Sebelum Ibu RS jujur, kubu Prabowo tidak ada yang tahu kalau dia operasi plastik. Sejauh yang saya ketahui sebagai kuasa hukum, (kubu Prabowo) enggak tahu," kata Insank.
Sebelumnya, sepanjang Selasa (2/10), publik dihebohkan oleh kabar dugaan penganiayaan terhadap aktivis Ratna Sarumpaet. Kabar beredar viral di media sosial (medsos), termasuk foto wajah Ratna yang terlihat lebam di bagian mata kanan dan kirinya.
Spekulasi pun bergulir bahwa Ratna, yang merupakan aktivis yang selama ini kritis terhadap pemerintah, dikeroyok. Informasi yang beredar, Ratna dikeroyok oleh tiga orang di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (21/9).
Namun, pada Rabu (3/10) Ratna Sarumpaet mengadakan konferensi pers dan mengaku bahwa dirinya telah berbohong kepada seluruh masyarakat Indonesia. Sempat diduga akan kabur ke Chili, kepolisian menangkap Ratna di Bandara Soekarno Hatta pada Kamis (4/10), dan menetapkannya sebagai tersangka akibat percobaan melarikan diri tersebut. Belakangan diketahui, keberangkatan Ratna ke Chili untuk menghadiri acara The 11th Women Playrights International Conference 2018 . Akibat hoaks tersebut, empat laporan terhadap Ratna Sarumpaet masuk ke SPKT Polda Metro Jaya dan satu ke Bareskrim Polri.