REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar filsafat politik Universitas Indonesia Donny Garhal menilai, tim sukses pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno perlu mempertanggungjawabkan secara moral perihal pernyataannya terkait kasus kebohongan Ratna Sarumpaet. Donny menyayangkan sikap tim sukses Prabowo-Sandi yang tidak memverifikasi kembali kabar penganiayaan Ratna Sarumpaet.
"Sekarang ini bagaimana pertanggungjawaban moral seorang Prabowo, Sandiaga Uno, Amien Rais, dan tokoh-tokoh di bawahnya yang terang-terangan mengatakan kasus Ratna merupakan suatu kekejian politik, secara implisit menunjuk kepada siapa yang berkuasa saat ini," ujar Donny di Jakarta, Jumat (5/10).
Donny menyebut tim Prabowo-Sandi atau pada saat ini Prabowo sendiri tengah menjadi sorotan masyarakat akibat kesalahan dari pernyataan publiknya terhadap Ratna Sarumpaet, yang diartikan luas merujuk secara tidak langsung kepada Jokowi sebagai petahana.
Donny mengatakan dalam politik, penyebaran dan penggunaan hoaks pada kasus Ratna Sarumpaet sebagai salah satu bahan kampanye negatif kepada pihak lawan politik merupakan hal yang jauh dari standar moral. "Secara moral, mereka yang menyebarkan dan menggunakan kebohongan Ratna harus bertanggung jawab mengklarifikasi pernyataannya kepada publik, dan kepada mereka yang sudah dirugikan," jelasnya.
Dalam hal ini, ia menyayangkan sikap tim sukses Prabowo-Sandi yang tidak tidak melakukan verifikasi kembali dan malah mempercayai satu testimoni dari Ratna Sarumpaet, yang akhirnya mengaku melakukan operasi plastik di Rumah Sakit Bina Estetika, Menteng, Jakarta Pusat. Hal itu dikarenakan mayoritas orang-orang dalam tim sukses dari kubu Prabowo-Sandi merupakan tokoh intelektual dan cendekiawan. Namun sayangnya, mereka tidak memverifikasi fakta yang disampaikan Ratna Sarumpaet.
"Saya pikir ini kekeliruan yang fatal dan mengakibatkan publik menjadi gaduh, terpecah dan terpengaruh, serta tim Jokowi-Ma'ruf dirugikan," kata dia.
Sedangkan tokoh-tokoh dibalik viralnya kasus Ratna Sarumpaet, menurutnya, tidak bisa "cuci tangan" atau melepaskan diri dari masalah setelah menyatakan lewat media arus utama dan media sosial bahwa kasus Ratna Sarumpaet merupakan bentuk represif politik dari kubu petahana.
"Meskipun mereka mengatakan ditipu, tetapi mereka sebagai tokoh publik dan telah mempengaruhi publik, maka mereka juga harus punya pertanggungjawaban kepada publik," tandasnya.
Sementara, di kubu petaha, Donny menuturkan bahwa langkah yang dilakukan tim sukses hingga saat ini sudah tepat dengan mempertahankan berpolitik secara santun. Di sisi lain, Donny mengatakan jika klarifikasi publik sebagai tanggungjawab moral tidak dapat dilakukan kepada publik, pihak kepolisian harus mengusut sejumlah pernyataan luas pada kubu Prabowo-Sandi yang tergolong dalam fitnah pencemaran nama baik.