Selasa 28 Aug 2018 18:59 WIB

Alasan Kubu Jokowi Pilih Deddy Mizwar Sebagai Jubir

Deddy dinilai bisa menciptakan komunikasi publik yang lebih dingin.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Calon Gubernur Jawa Barat nomor empat Deddy Mizwar menyapa pendukung sebelum menyampaikan keterangan pers di Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/6).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Calon Gubernur Jawa Barat nomor empat Deddy Mizwar menyapa pendukung sebelum menyampaikan keterangan pers di Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--Wakil Ketua Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Arsul Sani mengungkap penunjukan mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar sebagai salah satu juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi Ma'ruf agar membuat Pilpres lebih sejuk. Menurut Arsul, peran Demiz diutamakan untuk menciptakan komunikasi publik yang tidak provokatif.

"Kami lebih mengutamakan peran Kang Demiz sebagai jubir, utamanya adalah untuk menciptakan komunikasi publik yang terkait kontestasi Pilpres itu yang lebih dingin, yang lebih adem, tidak provokatif. Nah itulah kami pilih sosok Kang Demiz," ujar Arsul di Media Center KIK, Menteng, Jakarta, Selasa (28/8).

Menurut Arsul, ajakan Deddy Mizwar untuk membantu pemenangan Jokowi-Ma'ruf bukan dilakukan secara tiba-tiba. Arsul menyebut, selama ini partai koalisi memang telah berkomunikasi sejak lama dengan Deddy Mizwar.

"Sebetulnya tidak mendadak, tiba-tiba, baru kemarin atau apa. Komunikasinya sudah lama. Dan sejauh ini, memang sambutannya positif. Beliau menyatakan kesediaannya, itu yang disampaikan teman-teman yang berkomunikasi dengan Kang Demiz. Ya sudah kita masukan," kata Arsul.

Saat ditanyai terkait status Deddy Mizwar di keanggotaan Partai Demokrat pasca bergabungnya Deddy di Koalisi Jokowi-Ma'ruf, Arsul tak menjawab lugas. Menurut Arsul yang terpenting saat ini Deddy memiliki komitmen untuk mendukung Jokowi Ma'ruf.

"Saya kira kan kita tidak membahas siapa kader siapa. Kami membahas secara positioning itu, apakah sama-sama mengusung Pak Jokowi. Begitu kemudian ya saya memang siap mendukung Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf ya kami ajak. Terlepas posisinya diluar sana sebagai apa. Yang enggak boleh itu ASN, polosi, militer aktif," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement