REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Dewan Kesenian Kabupaten Semarang (DKKS) menggagas ketahanan budaya melalui pembentukan kantong-kantong kesenian di tiap desa/ kelurahan. Upaya ini dipandang perlu guna mengantisipasi berbagai ancaman disharmonisasi warga, jelang 'Tahun Politik' 2019 mendatang.
Ketua DKKS, Sarwoto Dower mengatakan, ada beberapa sasaran terkait dengan gagasan untuk mewujudkan kantong- kantong kesenian di lingkungan warga ini. Selain melestarikan dan merawat budaya yang dimiliki masing- masing desa maupun kesenian lokal, ikhtiar ini juga akan menjadi sarana pemersatu warga.
"Insan-insan yang berkesenian (seniman) itu, tidak melihat latarbelakang partai, kelompok ormas atau organisasi tertentu," ungkapnya, di Ungaran, Jumat (17/8). Mereka, lanjut Dower, bisa guyup karena sesama pelaku seni. Keinginan mereka umumnya hampir sama, bagaimana agar kesenian lokal ini masih bisa 'bernafas'.
"Sehingga dengan adanya kantong-kantong kesenian ini, insya Allah akan bisa mendinginkan suhu panas perpolitikan pada tahun pemilu nanti," tegasnya.
Artinya, lanjut seniman sekaligus komedian ini, jika seni budaya lokal bisa berkembang dan merangkul para pegiat seni yang ada akan menjadi senjata ampuh untuk merawat kerukunan bermasyarakat. Syukur-syukur pemerintah bisa menangkap serta mendukung gagasan pembuatan Kantong kesenian di tiap-tiap desa/ kelurahan yang ada di Kabupaten Semarang ini.
Sebab DKKS tidak bisa melakukannya sendiri, namun juga butuh dukungan pihak lain. "Termasuk di antaranya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang,” lanjutnya.Ia juga mengungkapkan, gagasan DKKS ini juga dilatarbelakangi oleh keinginan para pelaku seni di daerahnya yang peduli terhadap kehidupan berdemokrasi di negeri ini.
Para seniman Kabupaten Semarang juga menginginkan agar para elit bisa menyuguhkan demokrasi yang lebih bermartabat di tahun politik 2019 nanti.
Sehingga, tahun politik nanti mampu menghasilkan produk pemimpin yang benar- benar berkualitas. "Pemimpin yang amanah dan yang pasti tidak lupa terhadap seniman," tandasnya.