Jumat 17 Aug 2018 22:26 WIB

Jimly: HUT RI Tepat dengan Tahun Politisi, Bukan Politik

Banyak cara untuk mengisi hari kemerdekaan dengan kegiatan positif.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mengimbau agar hari HUT RI ke-73 diisi dengan beragam kegiatan positif.  Perayaan ini juga bertepatan dengan tahun politisi.

"Selamat merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 73 tahun kepada seluruh masyarakat lndonesia," ujar Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Prof DR Jimly Asshiddiqie, dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (17/8).

Jimly mengatakan, banyak cara dan upaya dapat dilakukan oleh kalangan masyarakat untuk melanjutkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia dengan perbuatan yang positif, melalui aksi-aksi kerja nyata.

Baca juga, Tantangan Kemerdekaan.

Jimly berpendapat, dengan upaya dan perilaku yang nyata untuk mengisi kemerdekaan akan menuju pembangunan bangsa Indonesia dan tetap menjaga semangat persatuan nasional.  "Mari menikmati kemerdekaan dengan mengisinya melalui kerja nyata. Membangun bangsa dan negara tanpa perpecahan anak bangsa," ucap dia.

Peringatan 73 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, lanjut Jimly, sekaligus juga dengan dirasakannya suasana tahun politisi. Namun menurut Jimly, bukan tahun politik seperti banyak disebut oleh berbagai kalangan akhir-akhir ini. Berbeda antara tahun politik dan tahun politisi secara makna dan pelaksanaan.

Alasannya, ucap Jimly, sebab pada tahun ini yang terkesan hiruk pikuk dan sibuk dengan beragam pergulatan isu maupun aktivitas adalah para politisi, bukan rakyat. "Hari ulang tahun Republik Indonesia sekarang bertepatan dengan tahun politisi, bukan tahun politik. Sebab yang sibuk adalah para politisi, bukan rakyat," kata Jimly.

Kendati demikian, Jimly mengimbau, supaya tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa meskipun ada perbedaan pilihan dalam soal politik dan pemimpin.

Ia mengatakan, yang harus dipahami dan disadari bahwa semua calon pemimpin bangsa yang berkompetisi dalam politik adalah saudara dalam satu Tanah Air.

"Makanya pilihan pasangan calon jangan hanya dengan semangat menang atau kalah sesaat. Kemajuan bangsa butuh perspektif yang luas dan jangka panjang," ujar Jimly.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement