Sabtu 11 Aug 2018 17:57 WIB

Alasan Kubu Jokowi tak Ambil Mahfud MD

Komunikasi Mahfud dan dua partai dinilai tak sejalan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) Taufiqulhadi mengungkapkan, salah satu alasan mengapa Joko Widodo memilih Kiai Ma'aruf Amin sebagai pendamping dalam Pilpres 2019. Padahal, sebelumnya nama Mahfud MD sempat digadang-gadang akan mendampingi Jokowi.

Menurut Taufiqulhadi  komunikasi Mahfud dengan dua partai koalisi Jokowi yaitu Golkar dan PKB belum membuahkan hasil positif. "Saya berpikir bahwa (komunikasi politik Mahfud MD) dengan semua partai yang ada sudah terbangun dengan baik. Mungkin yang belum terbangun yang belum terselesaikan komunikasinya dengan Golkar dan PKB," ujarnya di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/8).

Meskipun tak terpilih, lanjut dia, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu sudah legawa. Bahkan, Mahfud tak lagi mempersoalkan tidak terpilihnya dia sebagai pendamping Jokowi di Pilpres 2019.

"Untuk saya, hal tersebut sudah disadari (Mahfud MD) dan Pak Mahfud sudah tidak terlalu mempersoalkan," ucapnya.

Ia pun membantah, bila pemilihan Ma'aruf Amin lantaran kubu Jokowi takut akan kubu Prabowo yang akan ajukan ulama sebagai Cawapres. Bahkan, ada pula yang menyebut, kubu Jokowi telah terkena "jebakan batman".

"Itu kan sebuah pernyataan. Setelah terjadi bisa cari rumusan itu, padahal kita lihat total  lawan Jokowi bawa isu ini, untuk menempatkan figur ulama gak berhasil.

Kalau memang jebakan batman calon disiapkan dari awal, ini tidak pernah disebut-sebut. Jadi telah dipersiapkan secara matang," tegasnya.

Baca juga,  Mahfud MD: Saya Kaget, Tapi tak Kecewa.

Mahfud pun pada Jumat (10/8) pagi mengeluarkan cuitan di akun resmi twitter-nya. Dia mengucapkan permohonan maaf dan terima kasih kepada masyarakat yang mengirim pesan atau pertanyaan serta simpati kepadanya terkait keputusan Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya.

"Ada ribuan WA, SMS, twitter, dll. Saya minta maaf karena saya hanya bisa membaca tanpa bisa menjawab satu per satu," tulis dia pada akun twitter-nya, Jumat (10/8).

Mahfud menjelaskan dalam cuitannya, keputusan Jokowi memilih Ma'ruf Amin adalah realitas politik yang tak terhindarkan. Mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini juga mengaku kaget tapi tidak kecewa. Ia juga telah bertemu dengan Jokowi.

"Saya memaklumi pilihan itu sulit dihindarkan. Saya bilang, Pak Jokowi tak perlu merasa bersalah, itu hak beliau untuk memutuskan yang terbaik," kata dia dalam cuitannya.

Bagi Mahfud, yang terpenting adalah NKRI ini terawat dengan baik. Keberlangsungan NKRI jauh lebih penting dari pada sekadar nama Mahfud MD dan Ma'ruf Amin. Secara agama pun, lanjut dia, ia dan rekan-rekan lainnya sudah berusaha tapi Tuhan jugalah yang menentukan, dan semua atas izin Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement