REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belasan pasukan oranye tampak sigap memunguti sampah plastik, kertas, dan botol yang dibuang ratusan relawan pendukung pasangan capres-cawapres di halaman depan Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jumat (10/8). Petugas "pasukan oranye" itu dikerahkan oleh unit Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Menteng.
Sampah yang dipungut pasukan oranye untuk dibuang ke tempat pembuangan, diantaranya gelas plastik bekas minum, botol plastik, kertas, kardus, dan sisa spanduk milik para relawan Koalisi Indonesia Kerja. Sampah itu juga tampaknya berasal dari para penjual minuman yang beroperasi di sepanjang Jalan Imam Bonjol, khususnya di dekat kerumunan para relawan.
Di samping pasukan oranye, sampah di halaman luar Gedung KPU turut dipungut sejumlah pemulung yang tampak mulai beroperasi setelah Presiden Joko Widodo beserta pasangannya Ma'ruf Amin meninggalkan lokasi sekitar pukul 10.30 WIB. Presiden Jokowi dan Ma'ruf Amin menjadi pasangan capres-cawapres pertama yang mendaftar untuk Pilpres 2019 di Gedung KPU.
Sebelum keduanya tiba, ratusan pendukung dari berbagai elemen relawan Jokowi terlihat telah memenuhi seberang Gedung KPU. Beberapa diantara mereka ada yang membawa instrumen musik tradisional Bali, hingga pemutar musik dan pengeras suara untuk melantunkan lagu-lagu nasional serta mars partai.
Meski demikian, kawat berduri dan pagar betis dari jajaran Brimob Polda Metro Jaya tampak siaga sejak pagi untuk menghalau kerumunan massa mendekati Gedung KPU. Untuk hari terakhir masa pendaftaran capres-cawapres pilpres 2019, setidaknya 4.000 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga Gedung KPU.
Menurut keterangan Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Roma Hutajulu, pihaknya menerapkan sistem pengamanan ring, yaitu Ring 1 di dalam Gedung KPU, Ring 2 di luar Gedung KPU, dan Ring 3 di sekitar Gedung KPU. Tidak hanya sistem ring, pihak kepolisian khususnya dari jajaran Brimob juga membuat pagar betis di arah masuk jalan Imam Bonjol menuju Gedung KPU.