Kamis 09 Aug 2018 06:37 WIB

BNPB: Evakuasi Tiga Gili Masih Menyisakan Penghuni

Evakuasi tiga gili di Lombok memindahkan lebih dari 8.000 orang.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Nur Aini
Ratusan wisatawan yang berada di Pulau Gili Trawangan dievakuasi menuju kapal cepat pengangkut untuk menyeberang ke Pulau Lombok
Foto: AKBP Dewa Wijaya/Polair Polda NTB/EPA EFE
Ratusan wisatawan yang berada di Pulau Gili Trawangan dievakuasi menuju kapal cepat pengangkut untuk menyeberang ke Pulau Lombok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses evakuasi wisatawan asing dan penduduk lokal di Gili Trawangan, Gili Meno, serta Gili Air yang terdampak gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah selesai dilakukan pada Selasa (7/8) pukul 15.00 WIB. Namun, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ketiga gili tersebut tidak sepenuhnya kosong.

Evakuasi di ketiga Gili tersebut telah memindahkan sebanyak 8.381 orang. Namun, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho belum memiliki data terkait jumlah warga negara Indonesia (WNI) dan warga negara asing (WNA).

"Semuanya 8.381 atas keinginan mereka bukan perintah dari pemerintah untuk mengosongkan tiga pulau," ujar Sutopo dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/8).

Ia mengatakan dari jumlah tersebut yang dievakuasi merupakan wisatawan asing, wisatawan lokal, pengelola wisata, serta penduduk setempat. Sutopo memastikan, sebagian besar merupakan wisatawan asing yang trauma dengan gempa dan khawatir adanya tsunami. Sebenarnya, kata dia, kawasan di tiga Gili itu aman untuk ditempati setelah gempa.

Sutopo mengatakan proses evakuasi yang melibatkan Kementerian Luar Negeri berjalan dengan lancar. Semua dievakuasi menggunakan 13 kapal dengan tiga pilihan tujuan yakni Pelabuhan Benoa di Bali, Pelabuhan Lembar di Lombok Barat, dan Pelabuhan Bangsal di Lombok Utara. Kemudian mereka diangkut menggunakan mobil dan bus menuju bandara di masing-masing daerah tujuan tersebut.

Sampai saat ini, ia mengatakan ketiga pulau tersebut tidak kosong. Menurutnya, masih ada beberapa penghuni di antaranya penjaga resort, restoran, dan hotel termasuk pemiliknya. Basarnas juga masih melakukan penyisiran dari udara menggunakan helikopter dan tim SAR menyisir di darat mencari kemungkinan-kemungkinan korban yang tertimbun bangunan. Sebab, dilaporkan ada beberapa bangunan yang roboh saat gempa terjadi di tiga Gili tersebut.

photo
Helikopter Basarnas terbang rendah saat patroli mengelilingi pulau Gili Air, Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8). Basarnas melakukan patroli di kawasan tiga gili untuk memastikan semua wisatawan dan warga sudah dievakuasi pascagempa.

Data korban meninggal dunia dari BNPB per Rabu (8/8) pukul 12.00 WIB mencapai 131 orang. Sementara 1.477 orang mengalami luka berat atau rawat inap, dan 156.003 pengungsi. Selain itu, BNPB melaporkan sebanyak 42.239 unit rumah dan 458 unit sekolah rusak akibat gempa.

Sutopo menyebut data tersebut masih bersifat sementara. Menurutnya, jumlah korban masih akan bertambah karena tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi.

"Jadi di lapangan kami memperoleh data lebih dari 131 orang meninggal tetapi kami masih melakukan verifikasi, identifikasi," kata Sutopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement