Senin 06 Aug 2018 18:07 WIB

BNPB: Korban Meninggal Akibat Gempa Bertambah Jadi 98 Orang

Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Andri Saubani
Sejumlah warga berada di halaman rumahnya pascagempa di Desa Bentek, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (6/8).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sejumlah warga berada di halaman rumahnya pascagempa di Desa Bentek, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jumlah korban meninggal akibat gempa bumi berkekuatan 7 SR di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) bertambah menjadi 98 orang dari sebelumnya 91 orang. Angka tersebut berdasarkan laporan terakhir hingga pukul 16.30 wib, Senin (6/8).

Badan Nasional Penanganan Bencana (BNBP) menyatakan, jumlah korban meninggal dipastikan masih bertambah. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, terdapat tambahan tujuh korban meninggal yang ditemukan di Kabupaten Lombok Barat, NTB. Mayoritas korban meninggal disebabkan tertimpa bangunan roboh.

“Proses evakuasi masih dilakukan sampai saat ini. Ini data sementara dan diperkirakan korban meninggal bertambah,” kata Sutopo di Grha BNPB, Jakarta Timur, Senin sore.

Lebih rinci, dari 98 korban meninggal tersebut mayoritas terdapat di Kabupaten Lombok Utara sebanyak 72 korban. Di Lombok Barat 16 orang meninggal, Lombok Timur dua orang meninggal, Lombok Tengah dua orang meninggal, Kota Mataram empa orang meninggal, dan Kota Denpasar, Bali dua orang meninggal. Seluruh korban meninggal merupakan warga negara Indonesia.

Sementara, jumlah korban luka-luka ikut bertambah menjadi 236 orang dari sebelumnya 209 orang. Mayoritas korban luka-luka terdapat di Kota Mataram dan Lombok Utara.

Sutopo menambahkan, kerusakan pemukiman dan infrastruktur terparah terdapat di Kabupaten Lombok Utara. Sebab, bertepatan dengan pusat gempa 7 SR.

Menurut Sutopo, data korban meninggal dan luka-luka tersebut merupakan data korban yang sudah teridentifikasi. Tim SAR Gabungan bersama TNI, Polri, dan relawan terus melanjutkan evakuasi sekaligus pendataan korban.

Kendala yang terjadi saat ini yakni keterbatasan alat berat untuk mengangkat puing-puing bangunan yang roboh. Hal itu membuat pengerjaan pencarian korban dilakukan secara manual.

“Pemenuhan kebutuhan masyarakat juga masih ada yang belum tersentuh. Tim terus berupaya menjangkau daerah-daerah yang belum tersentuh,” ujarnya.

Daerah yang belum terjangkau diantaranya bukit-bukit di kawasan Lombok Utara. Masyarakat secara spontan mengungsi ke bebukitan dan memilih berdiam daripada kembali ke rumah.

Sutopo mengatakan, mereka justru belum ada yang mau dievakuasi karena masih khawatir terhadap ancaman tsunami. Padahal, kata Sutopo, peringatan dini tsunami telah dicabut dan dinyatakan aman.

Meski demikian, dia memastikan dalam beberapa pekan ke depan gempa susulan dipastikan masih terjadi. Hal itu sebagai efek dari sesar naik Flores yang kembali ke posisi semula setelah sebelumnya bergerak naik. Namun, gempa susulan hanya berupa getaran kecil dan tidak akan memicu terjadinya tsunami.

BNPB, lanjut Sutopo, akan kembali melaporkan update terkini jumlah korban meninggal, luka-luka, beserta kerusakan fisik yang disebabkan gempa bumi. "Kami akan update terus datanya. Ini hari pertama evakuasi sehingga kami belum bisa memberikan data lebih rinci," kata dia.

Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mlati, I Nyoman Sukanta, menegaskan, dampak gempa tidak sampai dirasakan di DIY, termasuk di laut pesisir selatan.

 

 

 

"Tidak ada (dampak ke laut pesisir selatan), tidak sampai dirasakan di DIY," kata Nyoman kepada Republika.co.id, Ahad (5/8) malam.

Untuk itu, ia turut mengeluarkan imbauan kepada masyarakat yang tinggal di pesisir laut selatan untuk tetap tenang dan tidak panik. Nyoman menegaskan, tidak ada tsunami dari pesisir selatan.

"Untuk masyarakat pesisir selatan jangan panik, tidak ada tsunami dari pesisir selatan," ujar Nyoman.

photo
Data dan Fakta Gempa Lombok

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement