REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Nama Lalu Muhammad Zohri tengah melambung tinggi atas prestasinya menjuarai Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia. Kehidupan Zohri yang jauh dari kata cukup dengan kondisi rumah yang memprihatinkan menjadi perhatian khalayak ramai.
Pantauan Republika.co.id pada Jumat (13/7), kediamannya masih cukup ramai didatangi sejumlah orang. Yang menarik, keluarga Zohri memamerkan sejumlah medali yang berhasil diraih Zohri di rumahnya.
Selain itu, pemandangan sebuah sepeda motor bekas, Astrea Grand, juga tak luput dari perhatian. Teman Zohri, Muadz (25), mengatakan, motor butut itu milik Zohri.
Sejumlah medali Lalu Muhammad Zohri dipamerkan di rumahnya di Dusun Karang Pangsor, Pemenang, Lombok Utara, NTB, Jumat (13/7).
Muadz mengatakan, sejak lama Zohri ingin sekali memiliki sebuah sepeda motor. Namun, keterbatasan ekonomi membuat Zohri tak bisa membeli sepeda motor. "Jangankan beli motor, beli sepatu saja enggak mampu," ujar Muadz di kediaman Zohri, Lombok Utara, NTB, Jumat (13/7).
Adapun sepeda motor butut yang ada, lanjut Muadz, merupakan peninggalan Zohri atas hasil jerih payahnya saat mulai menggeluti dunia lari. Motor bekas itu dibeli Zohri dari temannya seharga Rp 1 juta.
Baca: Lalu Zohri, Doa Ayah, dan Latihan tanpa Sepatu
Meski sudah tidak dipergunakan, motor itu tetap ditaruh Zohri di depan rumahnya sebagai kenang-kenangan akan hasil jerih payahnya sendiri. Muadz mengatakan, saat bersekolah dulu, Zohri selalu berjalan kaki sejauh empat kilometer menuju SMP 1 Pemenang tempatnya bersekolah. Sepulang sekolah, Zohri kerap berlatih lari di sekitar Pantai Pelabuhan Bangsal.
"Dia latihan lari keliling kampung, kadang ke Pantai Bangsal, dia sendiri saja, latihan enggak ditemenin," kata Muadz menambahkan.