Senin 25 Jun 2018 18:22 WIB

Bangka Belitung Gandeng ITS Kembangkan Transportasi Listrik

Gubernur Babel mengatakan tengah mengembangkan transportasi listrik di wilayahnya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Dr H Erzaldi Rosman SE MM dalam kunjungannya ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Foto: dok. Humas ITS
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Dr H Erzaldi Rosman SE MM dalam kunjungannya ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman menyatakan, wilayah yang dipimpinnya merupakan provinsi yang memilki 463 pulau, dengan pulau yang berpenghuni sebanyak 48 pulau. Seperti pada daerah kepulauan lainnya, masalah distribusi bahan bakar minyak yang masih sulit ke pulau-pulau yang tersebar adalah salah satu tantangan bagi pemerintah daerah setempat.

Maka dari itu, setiap harinya nelayan dari pulau besar Bangka dan Belitung membawa bahan bakar minyak ke pulau-pulau kecil yang ada, untuk kemudian menjualnya lagi di sana. Hal itu mengakibatkan harga bahan bakar minyak di sejumlah daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) masih terbilang mahal.

Oleh karena itu, Erzaldi menjajaki peluang-peluang kerja sama yang bisa dijalin antara Provinsi Babel dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam uapaya mengatasi masalah tersebut. Terlebih, sebagian besar masyarakat Provinsi Babel berprofesi sebagai nelayan, yang tentunya persoalan bahan bakar yang masih mahal menjadi problematik yang cukup serius.

“Salah satu yang ingin kami kerjasamakan adalah bagaimana nelayan ini kapalnya bisa dioperasikan lebih efisien dan pulau-pulau mereka butuh energi pengganti untuk minyaknya. Saya rasa motor listrik, mobil listrik, dan perahu listrik itu yang kami butuhkan,” ujar Erzaldi dalam siaran pers dari Humas ITS, Senin (25/6).

Erzaldi mengatakan, solusi terbaik untuk Provinsi Babel adalah mengembangkan inovasi transportasi yang semula berbahan bakar minyak menjadi bertenaga listrik. Hal itu didukung dengan data dari PLN yang mengatakan bahwa pasokan listrik di Babel mengalami surplus atau kelebihan produksi.

Menurutnya, kebutuhan Provinsi Babel akan transportasi bertenaga listrik ini sejalan dengan riset dan produksi yang telah dilakukan oleh ITS. Di mana, ITS sudah dapat memproduksi motor dan mobil listrik, sehingga bukan hal yang tidak mungkin untuk memproduksi perahu listrik juga. Erzaldi menjelaskan, selama ini pertambangan timah di wilayahnya juga menghasilkan 17 mineral ikutan. Contoh dari 17 mineral ikutan tersebut adalah lithium, zikron dan torium. Dimana, lithium merupakan bahan baku untuk pembuatan baterai listrik.

Sehingga hal tersebut nantinya bisa dimanfaatkan. Karena selama ini 17 mineral ikutan tersebut dimanfaatkan oleh oknum tertentu dan diekspor ke Tiongkok. Hal itu sangat disayangkan. “Untuk masalah ini kami juga sudah membuat turunan Perda (Peraturan Daerah, red) pertambangan dan bulan depan sudah clear,” kata pria yang juga pernah menjabat Wali Kota Bangka Belitung sebanyak dua periode ini.

Ia meyakini, jika kerja sama ini dapat terjalin dengan ITS, maka segala kelebihan sumber daya alam yang ada di wilayahnya dapat dimanfaatkan lebih maksimal. Apalagi pemanfaatan tersebut adalah untuk kesejahteraan masyarakat di Provinsi Babel, terutama untuk nelayan dan wisatawan di sana.

Rektor ITS Joni Hermana mengatakan, ini merupakan langkah yang baik untuk menjalin kerja sama dengan wilayah Indonesia bagian barat. Karena selama ini kerja sama ITS kebanyakan terjalin dengan wilayah Indonesia timur.

“Ini kehormatan dan kebanggaan bagi kami bisa memberi sumbangsih dan ikut menyukseskan pembangunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagai institusi pendidikan itu juga menjadi bagian dari tanggungjawab kita bersama,” ujar Joni.

Ia juga menyatakan ITS sangat siap untuk bergerak dan bekerja cepat untuk menanggapi keinginan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung tersebut. Bahkan, Joni mengaku sudah melakukan pemetaan di Babel, sehingga keyika kerja sama terjalin, bisa ditindaklanjuti dengan cepat.

“Kami juga sudah melakukan survei langsung ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk memetakan kebutuhan masyarakat yang ada di sana. Sehingga keinginan Pak Gubernur (Babel, red) yang ingin bergerak cepat ini, kami telah siap,” kata Guru Besar Teknik Lingkungan tersebut.

Joni menambahkan, seperti pada pemaparan tim Nasdec ITS, diketahui masyarakat nelayan di Provinsi Babel lebih menyukai perahu yang terbuat dari bambu atau kayu daripada dari fiber. Untuk itu, Nasdec ITS juga telah menyiapkan desain kapal bamboo laminasi yang siap diproduksi jika kerja sama ini nantinya sudah terjalin.

Kerja sama antara Provinsi Babel ini tidak hanya berhenti di pengembangan transportasi bertenaga listrik saja. Enam riset unggulan ITS yaitu di bidang Kemaritiman, Efisiensi Energi, Bidang Permukiman dan Lingkungan, ICT Information, Nano Teknologi, dan Disaster Management nantinya juga akan dimaksimalkan oleh Provinsi Babel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement