REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua nama yang diunggulkan sebagai calon presiden yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo masih banyak diperbincangkan. Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DSCS) Zaenal A Budiyono menilai Anies lebih berpeluang diusung menjadi capres di pilpres mendatang.
Menurutnya, saat ini masyarakat cenderung lebih kritis dan tidak mudah dipengaruhi oleh pencitraan. Oleh karena itu, Zaenal mengatakan sosok yang memiliki visi misi yang jelas akan memiliki elektabilitas yang lebih tinggi. "Setidaknya itu yang terlihat pada Pilgub DKI Jakarta 2017, dimana debat menjadi titik tolak meroketnya elektabilitas Anies Baswedan, setelah selalu tertinggal dari Ahok dalam beberapa bulan sebelumnya," kata Zaenal, Senin (11/6).
Selain itu, Anies juga memiliki keunggulan dari sisi lantar belakang. Rekam jejak Anies di dunia aktivis, akademisi hingga politisi dan birokrat sangat dekat dengan tradisi debat. "Kesimpulannya, sebagai aktivis Anies sedikit diuntungkan dengan sistem pemilihan langsung," ujarnya pengajar ilmu politik dari Universitas Al Azhar itu.
Baca juga: Ulama Gerakan Indonesia Deklarasikan Anies Sebagai Capres
Selain itu, jabatan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta membantunya menunjukkan kemampuan memimpin. Belum satu tahun memimpin Ibu Kota, Anies telah melakukan banyak hal yang menurut Zaenal berani seperti menutup Alexis, menginvestigasi gedung pencakar langit di Jakarta, sampai yang terbaru yakni menyegel pulau reklamasi.
Sementara Gatot, menurut Zaenal, belum memiliki 'modal' yang benar-benar membekas di benak publik. Strategi pertahanan yang dibentuk Gatot seperti memperebutkan sumber pangan dan proxy war, meskipun baik, masih belum tuntas dijalankan sehingga tidak memberikan hasil besar.
"Akhirnya dengan berbagai variabel di atas, peluang Anies sedikit lebih besar untuk menang di era demokrasi media seperti sekarang ini," kata Zaenal.
Sementara, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi dingin atas dorongan sekolompok masyarakat yang mendeklarasikannya sebagai calon presiden (capres) 2019. Ia mengaku saat ini hanya ingin fokus mengurusi Jakarta.
"Aduh, itu saya nggak mau ikut-ikut udah, saya ngurusin Jakarta," kata Anies di Balai Kota, Jumat (8/6).
Sebelumnya, sejumlah ulama mendorong sekaligus mendeklarasikan Anies Baswedan maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Anies dianggap sebagai sosok yang mampu dala memimpin negara karena kapasitas dan integritasnya.
Sekelompok ulama dan aktivis yang mengatasnamakan 'Gerakan Indonesia untuk Indonesia' itu membuat keputusan bulat untuk mendorong, mendaulat dan mendeklarasikan Anies Rasyid Baswedan maju sebagai capres 2109-2024.