Senin 11 Jun 2018 23:23 WIB

Lombok Utara Hadirkan BUMDes Mart di Tiap Kecamatan

Pemkab Lombok Utara tidak mengizinkan operasi retail modern

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah
Sejumlah wisatawan lokal dan mancanegara menaiki kapal cepat menuju Gili Trawangan di pelabuhan Senggigi, Kecamatan Batulayar, Gerung, Lombok Barat, NTB, Kamis (29/9).
Foto: Antara
Sejumlah wisatawan lokal dan mancanegara menaiki kapal cepat menuju Gili Trawangan di pelabuhan Senggigi, Kecamatan Batulayar, Gerung, Lombok Barat, NTB, Kamis (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kabupaten Lombok Utara menjadi satu-satunya kabupaten/kota di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang tidak mengizinkan beroperasinya retail modern. Kebijakan ini dilakukan guna melindungi masyarakat yang selama ini menjadi aktor penggerak perekonomian dan juga sebagai upaya menjaga hubungan sosial masyarakat Lombok Utara.

Pelaksana tugas (plt) Kabag Humas Setda Kabupaten Lombok Utara Mujadid Muhas mengatakan, pelarangan beroperasinya retail modern merupakan kebijakan dari Bupati Lombok Utara Najmul Ahyar yang ingin menjaga perekonomian masyarakat. Dalam analisis Pemkab Lombok Utara, kehadiran retail modern akan bersinggungan langsung dengan hajat hidup masyarakat.

Namun begitu, Mujadid menegaskan, kebijakan ini bukan berarti membuat Pemkab Lombok Utara tertutup bagi investasi.

"Hal-hal lain soal investasi tetap dibuka, bukan berarti retail modern enggak boleh, usaha lain juga enggak boleh. Tidak seperti itu," ujar Mujadid kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Ahad (10/6).

Sebagai solusi, Pemkab Lombok Utara mendirikan retail mandiri yang diberi nama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mart. "Beliau (Bupati) berkeinginan supaya warga sendiri yang kelola itu (BUMDes Mart)," lanjut dia

Mujadid memyampaikan, BUMDes Mart dihadirkan dengan konsep dan tata kelola yang profesional seperti layaknya retail modern. Namun dengan prinsip: keterlibatan masyarakat sekitar sebagai aktor utama dari BUMDes Mart.

Peluncuran BUMDes Mart sendiri telah dilakukan secara serentak di seluruh kecamatan yang ada di Lombok Utara pada Maret lalu, yakni di Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan; Desa Bayan, Kecamatan Bayan; Desa Gondang, Kecamatan Gangga; Desa Sokong, Kecamatan Tanjung; dan di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang. Artinya, setiap kecamatan di Lombok Utara telah memiliki BUMDes Mart.

"Kita sudah punya lima BUMDes Mart dari Pemkab Lombok Utara, dan satu BUMDes Mart dari Provinsi NTB yang ada di Gili Trawangan," kata dia.

Ia menjelaskan, BUMDes Mart yang beroperasi sejak pagi hingga sore, bahkan ada yang sampai malam, mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Karena konsep dan tata kelola yang dihadirkan sama seperti retail modern kebanyakan.

Selain melibatkan masyarakat lokal, BUMDes Mart juga menggandeng pemerintah desa dalam hal penyiapan sumber daya manusia (SDM) hingga ketersediaan produk.

"Hikmahnya di BUMDes Mart sudah banyak kopi-kopi yang berasal dari home industri. Produk lokal memang baru sepuluh persen karena masih tahap awal," ucapnya.

Mujadid menambahkan, keberadaan BUMDes Mart juga memudahkan transaksi antara petani dan pembeli, terutama untuk produk beras Tanjung yang kerap dikirim ke kabupaten/kota lain di wilayah Lombok.

"Sekarang beras Tanjung ada di BUMDes Mart, jadi mereka bisa pasok ke situ. Kalau mau lebih cepat, lebih baik pesan ke BUMDes Mart, tidak ribet lagi harus ke petani, cukup koordinasi dengan BUMDes Mart," ungkap Mujadid.



Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement