Rabu 30 May 2018 08:48 WIB

KPAI: Korban Kebakaran Bidara Cina Alami Trauma

Anak berusia 13 tahun kakinya terbakar

ilustrasi Kebakaran
Foto: Republika/ Yasin Habibi
ilustrasi Kebakaran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan korban terdampak kebakaran di Bidara Cina, Jakarta Timur mengalami trauma. KPAI telah melakukan pengawasan ke lokasi kebakaran di Jalan Kebon Sayur 2 RT 007 dan 008/RW 014 Kelurahan Bidara Cina Jatinegara Jakarta Timur pada Senin 28 Mei 2018, kata komisioner KPAI Retno Listyarti di Jakarta, Selasa (29/5),

Retno menambahkan ada satu korban anak, A (13 tahun), kakinya terbakar. Dua orang korban lainnya Sadih (50 tahun) mengalami lukar bakar seluruh tubuh dan Muahana (60 tahun) mengalami luka bakar di muka dan tangan.

"Ketiganya adalah satu keluarga di dalamnya rumahnya terdapat tabung gas yang meledak sebagai penyebab kebakaran. Ketiganya kini dirawat di Rumah Sakit Polri," kata Retno.

Ia mengatakan warga terdampak kebakaran sebanyak 221 jiwa dari 56 Kepala Keluarga dan 46 rumah. Dari pengawasan KPAI, anak-anak yang terdampak kebakaran sebanyak 57 jiwa dengan rincian anak Usia SD 23 orang , anak usia SMP sebanyak 14 orang dan anak usia SMA sebanyak 20 orang.

KPAI meminta kepada Pemerintah Kota Jakarta Timur agar memberikan kemudahan kepada warga terdampak kebakaran dalam mengurus surat berharga dan penting seperti surat tanah, akte lahir, Kartu Keluarga, ijazah dan rapor anak.

"KPAI mengapresiasi inisiasi ibu-ibu Sekolah Perempuan yang didampingi oleh Institute Kapal Perempuan dalam mengamankan dokumen-dokumen penting dengan cara di scan, sehingga ketika terjadi musibah kebakaran, dokumen relatif dapat diselamatkan, "ujar Retno.

Ia mengatakan kebakaran menyebabkan anak-anak bersedih, karena kehilangan tempat tinggal yang selama ini melindungi mereka dari terik panas matahari dan hujan. Kondisi syok terjadi ketika orang tua membawa anak-anak mereka yg masih Balita meninggalkan rumahnya yang akan terbakar pada dini hari dan semua warga panik.

"Saat kejadian, anak-anak masih terlelap tidur, tapi langsung dibangunkan dan dibawa berlari keluar rumah, melewati ga sempit yang dijejali orang-orang yang panik menyelamatkan diri dengan disertai jeritan orang dewasa dan tangisan balita. Situasi ini yang mengakibatkan anak-anak balita mengalami trauma, " kata Komisioner KPAI Bidang Sosial Susianah.

Susianah menambahkan, indikasi trauma diantaranya anak kehilangan selera makan dan kerap memgigau dan menangis ketika tidur, terutama malam hari. Secara umum, anak-anak telah beradaptasi dengan bencana karena tempat tinggal mereka berada di samping sungai Ciliwung yang ketika curah hujan tinggi daerah berlangganan banjir.

Traumatik anak-anak yang tempat tinggalnya sering dilanda bencana banjir menjadikan mereka beradabtasi dengan bencana. "Anak-anak usia 8-12 tahun yang kami temui mengaku menerima kejadian ini sebagai musibah sebab menurut mereka tak ada gunanya marah karena tak mengembalikan rumah dan barang-barang yang hangus terbakar", kata Retno.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement