REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) membatalkan jadwal ceramah yang rencananya diisi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah pada Senin (21/5). Rektorat mengatakan, pembatalan itu karena sosok Fahri Hamzah dinilai kontroversial.
"Kami memandang ada nama-nama yang mengundang pro kontra di tengah masyarakat. Oleh karena itu, pimpinan universitas beserta takmir sepakat untuk mengganti beberapa nama," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM Iva Ariani kepada Republika.co.id, Jumat (25/5).
Ia menekankan, pembatalan tidak cuma dilakukan kepada Fahri Hamzah, tetapi juga kepada beberapa nama yang dianggap kerap membuat pro kontra di tengah masyarakat. Selain Fahri, ada dua nama lagi yang jadwal ceramahnya dibatalkan di Masjid UGM.
Mereka adalah juru bicara HTI Ismail Yusanto dan akademisi UGM Nopriadi Hermani. Semula, Ismail Yusanto dijadwalkan berceramah pada Selasa (17/5) dan Nopriadi Hermani rencananya berceramah pada Senin (28/5).
Namun, Iva menolak tudingan kalau pembatalan beberapa penceramah karena desakan dari pemerintah kepada Rektor UGM Panut Mulyono. Ia menegaskan, pembatalan murni hasil evaluasi dari pimpinan universitas dan takmir Masjid UGM.
"Begitu saja, tanpa ada tekanan dan desakan dari mana pun," ujar Iva.
Sebelumnya, Fahri Hamzah sempat mengungkapkan pengalamannya mendapatkan pembatalan sepihak ketika dijadwalkan memberi ceramah Tarawih di Masjid UGM. Hal itu diceritakan saat menjadi narasumber di Silaturahmi Reformasi PP KAMMI di Jakarta, Rabu (23/5).
Pada hari pembatalan, Fahri memiliki sejumlah jadwal di Yogyakarta, seperti bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan buka puasa bersama di Universitas Islam Indonesia (UII). Sementara itu, jadwalnya di Masjid UGM tidak jadi karena dibatalkan.
Fahri berpendapat, pembatalan itu karena Rektorat UGM mendapat tekanan dari Istana. Bahkan, Fahri menuturkan bahwa Rektorat UGM melakukan tekanan ke Masjid UGM sehingga takmir Masjid UGM meminta maaf kepada Fahri atas pembatalan tersebut.