REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau warga Kota Pahlawan agar tidak menyerah dan kalah dengan aksi teror berupa peledakan bom di beberapa lokasi beberapa hari terakhir.
Wali Kota Risma di Surabaya, Rabu (16/5), berpesan agar warga Surabaya tetap tenang dalam situasi saat ini sebab semua jajaran dari Pemerintah Kota Surabaya, Polres dan TNI sepakat untuk lebih intens menjaga Surabaya baik dari sisi strategi sampai intensitas keamanan.
"Kita tidak boleh menyerah dan kita tidak boleh kalah. Ingat kita punya Tuhan Yang Maha Kuasa," katanya.
Menurut dia, pihaknya sudah membuat surat edaran yang ditujukan kepada seluruh RT/RW agar mewaspadai orang-orang di sekeliling yang mencurigakan hingga pada hal-hal yang sepele melalui ucapan.
Selain itu, lanjut dia, apabila melihat orang-orang yang mencurigakan, orang baru, pertemuan-pertemuan yang tidak ada laporan patut diwaspadai dan segera dilaporkan."Bukan berarti berprasangka buruk, tetapi mendeteksi dini itu yang sangat penting dan terjaga. Tolong kita sama-sama peka," katanya.
Adapun, bentuk deteksi dini dan kepeduliaan yang bisa dilakukan masyarakat di antaranya, membuat surat edaran kepada RT/RW untuk melaporkan dan mewaspadai warga baru maupun warga yang datang dan pergi.
"Semua informasi harus dideteksi sedini mungkin dan jika semua sama-sama bergerak, maka kita berhasil mencegah aksi semacam ini," katanya.
Baca, Ustaz Somad: Pelaku Teror Bom Surabaya tak Mati Syahid.
Sementara pesan bagi anak-anak agar tidak trauma secara berlebihan, Risma meliburkan sekolah SD dan SMP agar tenang. Selain itu, ia berharap kepada para orang tua untuk mendampingi anaknya agar tidak trauma. "Meskipun sekolah dijaga oleh aparat, tetapi kekuatan tetap ada di orang tua," katanya.
Kepolisian Daerah Jawa Timur menyebut korban tewas dalam teror bom di Surabaya dan Sidoarjo pada Minggu (13/5) dan Senin (14/5) berjumlah 28 orang, baik pelaku, petugas kepolisian, maupun masyarakat.Jumlah korban luka-luka dalam aksi terorisme tersebut sebanyak 57 orang, termasuk anggota keluarga yang diduga menjadi pelaku pengeboman.
Baca juga, Cina Sampaikan Duka Mendalam ke Korban Bom Surabaya.
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, jenis bom yang digunakan para pelaku teror dalam serangkaian aksi di Surabaya dan Sidoarjo bermacam-macam. Namun demikian, kata Tito, bom yang digunakan di semua titik kejadian bentuknya hampir sama, yaitu menggunakan bom pipa.
"Tapi ada yang ditumpuk, ada yang ditambah jumlahnya, ada lagi yang ditambahkan bensin, seperti dalam kasus di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jalan Arjuno," ujar Tito di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (14/5).