Selasa 15 May 2018 07:46 WIB

Cina Sampaikan Duka Mendalam ke Korban Bom Surabaya

Cina siap bekerja sama untuk memerangi kelompok teroris.

Maria Hamdani, memasang foto bibinya, Mayawati yang menjadi korban bom gereja Surabaya di Rumah Persemayaman Gotong Royong, Malang, Jawa Timur, Senin (14/5).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Maria Hamdani, memasang foto bibinya, Mayawati yang menjadi korban bom gereja Surabaya di Rumah Persemayaman Gotong Royong, Malang, Jawa Timur, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID,  BEIJING -- Pemerintah Cina menyampaikan duka cita yang sangat mendalam kepada para korban serangkaian ledakan bom di Kota Surabaya dan Sidoarjo.

"Kami berduka cita kepada para korban yang tidak bersalah dan menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban, baik luka maupun meninggal dunia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lu Kang di Beijing, Senin (14/5).

Pemerintah Cina juga mengecam keras serangan teroris di kota terbesar kedua di Indonesia dan di kota industri itu. "Kami menentang semua bentuk terorisme," katanya dalam keterangan tertulisnya di Beijing, Selasa (15/5).

 

Baca juga, Alasan Mengapa Teroris Serang Surabaya Menurut Pengamat.

 

Selanjutnya Pemerintah Cina menyatakan kesiapannya meningkatkan kerja sama dengan pihak Indonesia dan komunitas internasional lainnya untuk memerangi terorisme."Kami siap bersama-sama melawan ancaman teroris untuk menjunjung tinggi perdamaian dan ketenangan di kawasan dan dunia," kata Lu menambahkan.

Kepolisian Daerah Jawa Timur menyebut korban tewas dalam teror bom di Surabaya dan Sidoarjo pada Minggu (13/5) dan Senin (14/5) berjumlah 28 orang, baik pelaku, petugas kepolisian, maupun masyarakat.Jumlah korban luka-luka dalam aksi terorisme tersebut sebanyak 57 orang, termasuk anggota keluarga yang diduga menjadi pelaku pengeboman.

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, jenis bom yang digunakan para pelaku teror dalam serangkaian aksi di Surabaya dan Sidoarjo bermacam-macam. Namun demikian, kata Tito, bom yang digunakan di semua titik kejadian bentuknya hampir sama, yaitu menggunakan bom pipa.

"Tapi ada yang ditumpuk, ada yang ditambah jumlahnya, ada lagi yang ditambahkan bensin, seperti dalam kasus di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jalan Arjuno," ujar Tito di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (14/5).

Tito juga mengungkapkan, yang penemuan sementara dari Puslabfor, material bahan peledaknya adalah TATP (triacetone triperoxide). Bahan peledak tersebut menurutnya yang sangat dikenal di kelompok ISIS, terutama di Irak dan Suriah. Material ini terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement