Jumat 04 May 2018 17:59 WIB

Ini Hipotesis RS Tarakan Ihwal Dua Korban Pembagian Sembako

Rumah sakit harus melakukan autopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian 2 bocah.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah warga berdesakan untuk mengambil sembako gratis saat acara Untukmu Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Sejumlah warga berdesakan untuk mengambil sembako gratis saat acara Untukmu Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua bocah menjadi korban saat mengikuti acara penukaran kupon dengan sembako yang digelar oleh Forum Untukmu Indonesia (FUI) di Monumen Nasional (Monas), Sabtu (28/4) lalu. Keduanya, yaitu M Rizki Saputra (10) dan Mahesa Junaedi (12), merupakan warga Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara.

Wakil Direktur Pelayanan RSUD Tarakan dr Yudi Amiarno mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, keduanya kekurangan cairan dan kepanasan saat dilarikan ke rumah sakit. Bahkan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas tubuh korban yang terinjak-injak seperti dikatakan oleh keluarga korban.

"Kalau dari segi medis kelihatannya tanda-tanda kepanasan dan kekurangan cairan, jadi seperti tanda-tanda heat stroke. Tanda-tanda klinisnya ya. Tapi kita kan gak tahu di lapangannya (kedua korban ini) kenapa-kenapa. (Ini) hasil pemeriksaannya, hasil dari yang kita selidiki," kata Yudi di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Jumat (4/4).

Menurut Yudi, kematian kedua korban yang diakibatkan kepanasan dan kekurangan cairan baru bersifat hipotesis atau kemungkinan. Untuk memastikan secara pasti, perlu dilakukannya proses autopsi.

"(Itu baru) kemungkinan. Kita gak bisa pastikan. Datang (ke RSUD) tanda-tanda itu (kepanasan dan kekurangan cairan) ada. Kalau mau tahu penyebab pasti ya otopsi," kata Yudi.

 

Baca juga,  Panitia: Ada Miskomunikasi di Acara Bagi Sembako di Monas.

 

Yudi menceritakan, ada tujuh korban yang dilarikan ke RSUD Tarakan, termasuk Rizki dan Mahesa. Namun, Rizki dan Mahesa merupakan pasien yang datang dalam keadaan sudah kritis sehingga langsung ditangani di ruang IGD.

"Di sini itu ada tujuh korban. Yang satu meninggal di hari yang sama. Yang satu meninggalnya besok, itu Rizki. Rizki dirawat, yang lainnya pulang. Mahesa meninggal agak malam, jam 7," kata Yudi.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebutkan, kedua bocah tersebut meninggal dunia karena ikut dalam antrean bagi-bagi sembako, Sabtu lalu. Pemprov DKI Jakarta juga akan menginvestigasi penyebab sesungguhnya atas kematian dua anak yang disebut-sebut dehidrasi dalam antrean sembako pada acara Untukmu Indonesia.

Namun, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono membantah kedua anak tersebut tewas akibat mengantre sembako. Dia menyatakan kedua korban tewas bukanlah peserta antre sembako.

Petugas kepolisian di sekitar Monas menyebut korban Mahesa tergeletak di sekitaran Monas, lalu dibawa ke RS Tarakan masih dalam keadaan hidup. Namun, nahas, beberapa menit kemudian, ia dinyatakan meninggal.

Kemudian, untuk korban tewas lainnya, Rizki, juga dinyatakan meninggal pada Ahad (29/4) setelah sehari sebelumnya dibawa ke RSUD Tarakan. "Setelah dicek, kami dapatkan anak ini meninggal pada Ahad pukul 05.00 WIB," kata Argo menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement