REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengeluarkan rilis hasil survei terbaru untuk nama-nama calon wakil presiden (cawapres) untuk Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Saat ini Indikator melihat Jokowi dan Prabowo adalah dua capres yang mendapat distribusi dukungan paling besar.
Survei ini dilakukan Indikator Politik pada 25-31 Maret lalu. Nama cawapres terkuat bagi Jokowi adalah Ketua Komando Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). AHY unggul daripada 10 nama lain yang juga berpeluang digaet Jokowi untuk menjadi cawapres.
AHY mendapatkan 22,4 persen suara. Unggul dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang mendapat 10,5 persen. Di bawah Sri Mulyani ada pakar hukum tata negara sekaligus mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dengan angka 8,4 persen dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian 5,7 persen. Nama Muhaimin Iskandar ada di bawah Mahfud dan Tito dengan tingkat 4,0 persen.
"Dari 11 nama calon wakil presiden yang banyak beredar, Agus Harimurti cukup menonjol dukungannya," kata Direktur Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (3/5).
Sementara itu, untuk cawapres Prabowo yang paling menonjol menurut temuan survei Indikator adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies mendapati perolehan 15,1 persen. Di bawah Anies ada AHY dengan 10,8 persen. Ketiga ada Gatot Nurmantyo 10,1 persen.
"Sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo, Anies Baswedan sedikit lebih diunggulkan oleh publik," ujar Burhan.
Survei dilakukan Indikator Politik Indonesia kepada masyarakat Indonesia yang sudah punya hak pilih, yakni sudah berumur 17 tahun atau lebih. Populasi itu dipilih secara random melalui metode multistage random sampling. Jumlah sampel yang digunakan Maret lalu adalah 1.200 responden. Margin of eror sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.