Rabu 25 Apr 2018 19:17 WIB

PA 212 Informasikan Kasus Kriminalisasi Ulama kepada Jokowi

Ulama Alumni 212 memastikan tak ada wartawan istana saat pertemuan dengan Jokowi

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Karta Raharja Ucu
Anggota Tim 11 Alumni 212 Nur Sukma bersama Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Sekretaris Tim 11 Alumni 212 Muhammad Al Khaththath, Ketua Tim 11 Alumni 212 Misbahul Anam, Yusuf Muhammad Marta dan Slamet Maarif (dari kiri) memberikan paparan saat melakukan konferensi pers di kawasan Tebet, Jakarta, Rabu (25/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anggota Tim 11 Alumni 212 Nur Sukma bersama Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Sekretaris Tim 11 Alumni 212 Muhammad Al Khaththath, Ketua Tim 11 Alumni 212 Misbahul Anam, Yusuf Muhammad Marta dan Slamet Maarif (dari kiri) memberikan paparan saat melakukan konferensi pers di kawasan Tebet, Jakarta, Rabu (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim 11 Ulama Alumni 212 memberi keterangan terkait pertemuannya dengan Presiden Jokowi di Bogor pada Ahad (24/4). Poin utama yang ingin ditegaskan adalah pertemuan tersebut merupakan pertemuan tertutup dan tidak dipublikasikan. Dalam pertemuan, dipastikan tidak ada wartawan istana yang menyaksikan.

Sekretaris sekaligus penasihat Tim 11 Ulama Alumni 212, Muhammad al Khaththath, menjelaskan, pertemuan tersebut diawali Shalat Zhuhur dan berakhir pada sekitar pukul 14.30 WIB. "Pertemuan bertujuan menyampaikan informasi akurat terkait dengan kasus-kasus kriminalisasi para ulama dan aktivitas 212," ujarnya dalam konferensi pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (25/4).

Melalui pertemuan itu, Tim 11 Ulama Alumni 212 berharap agar Presiden Jokowi mengambil kebijakan menghentikan kriminalisasi ulama serta aktivis 212. Hak-hak mereka sebagai warga negara juga harus dikembalikan.

Tim 11 Ulama Alumni 212 berkomitmen istiqomah dalam perjuangan membela kebenaran dan keadilan. Mereka juga berkomitmen melaksanakan amar makruf nahi mungkar dan tetap mendesak Presiden untuk segera menghentikan kebijakan kriminalisasi terhadap ulama maupun aktivitas 212.

Al Khaththath mengakui, Tim 11 Ulama Alumni 212 menyesalkan bocornya foto dan berita terkait pertemuan tersebut. Ditengarai ada pihak ketiga yang ingin mengadu domba antara presiden dan ulama serta umat Islam.

"Kami meminta kepada istana mengusut untutas kebocoran itu sebagai kelalaian aparat istana yang tidak bisa menjaga rahasia negara," ucapnya.

photo
Anggota Tim 11 Alumni 212 Nur Sukma bersama Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Sekretaris Tim 11 Alumni 212 Muhammad Al Khaththath, Ketua Tim 11 Alumni 212 Misbahul Anam, Yusuf Muhammad Marta dan Slamet Maarif (dari kiri) memberikan paparan saat melakukan konferensi pers di kawasan Tebet, Jakarta, Rabu (25/4).

Turut hadir dalam konferensi pers adalah Ketua Tim 11 Ulama Alumni 212 yang juga merupakan pendiri FPI, Misbahul Anam. Sembilan anggota yang masuk dalam tim adalah Abdul Rasyid AS, Abah Roud Bahar, Slamet Maarif, Usamah Hisyam, Sobri Lubis, Muhammad Husni Thamrin, Muhammad Nur Sukma, Yusuf Muhammad Martak dan Aru Syeif Asadullah.

Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan sejumlah alumni Aksi 212 di masjid Istana Kepresidenan, Bogor, Ahad (22/4) lalu. Jokowi mengatakan, pertemuan itu merupakan sesuatu yang biasa. 

Jokowi mengaku memang kerap bertemu dengan sejumlah ulama, baik di Jakarta, Bogor, maupun saat kunjungan kerja ke sejumlah daerah. Semangatnya dalam pertemuan tersebut adalah untuk menjalin silaturahim dengan para ulama, habib, kiai, ataupun ustaz yang ada di seluruh provinsi di Indonesia.

Melalui pertemuan ini, Jokowi juga berharap pemerintah dan para alim ulama bisa menjalin ukhuwah dalam rangka persaudaraan dan persatuan di semua pihak. "Kita harapkan dengan bersambungnya silaturahmi, beriringnya ulama-umara, dapat menyelesaikan banyak masalah, problem yang ada di masyarakat, di umat, diselesaikan bersama-sama," ujar Jokowi setelah meninjau ekspor mobil di Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (25/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement